Bisakah Semua Jenis Vaksin Covid-19 Jadi Booster? Apa Saja Pertimbangannya? Simak Penjelasan Ahli

23 Desember 2021, 06:15 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 yang bisa digunakan sebagai booster. /Chokniti Khongchum/Pexels

PR DEPOK - Vaksin booster merupakan dosis vaksin ketiga atau tambahan yang menawarkan perlindungan ekstra terhadap penyakit.

Dalam kasus Covid-19, vaksin booster bekerja untuk mengenali virus lebih cepat terlebih karena kekebalan yang diperoleh dari dosis satu dan dua akan menurun seiring berjalannya waktu.

Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof dr Tri Wibawa mengatakan semua jenis vaksin berkemungkinan menjadi booster vaksin Covid-19.

Baca Juga: Barcelona dan Manchester City Sepakati Transfer Ferran Torres, Diumumkan dalam Waktu Dekat

"Semua vaksin berpotensi sebagai booster, tentunya setelah melalui uji klinis khusus untuk membuktikan keamanan dan hasil gunanya sebagai booster," tuturnya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Tri menjelaskan, pengembangan vaksin Covid-19 tidak dapat dilakukan dengan cepat karena harus melalui banyak tahapan.

Selain itu diperlukan kandidat vaksin yang dikembangkan untuk membuktikan bahwa vaksin tersebut aman dan berhasil memberikan perlindungan terhadap Covid-19.

"Pengembangan vaksin sangat kompleks, untuk sampai tahap uji klinis masih panjang prosesnya"

Baca Juga: Piala AFF 2020: Kelelahan Jadi Faktor Timnas Indonesia Ditahan Imbang Singapura

"Saat ini kita sedang persiapkan melakukan uji imunogenitas pada hewan coba," katanya.

Untuk melihat efek imunogenitas vaksin, para peneliti biasanya akan menguji kandidat protein terhadap mencit.

Dalam pengembangan vaksin Merah putih yang juga dikembangkan UGM, peneliti fokus memantau pengembangan vaksin berbasis DNA protein rekombinan dan menggunakan Carbonated Hydroxyapatite (CHA) sebagai adjuvan.

Baca Juga: Cara Buat Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) Online untuk Dapatkan Bantuan Top UP Kartu Sembako Rp900 Ribu

"Yang membedakan pengembangan vaskin UGM ini dengan yang lainnya adalah pada platform teknologinya yakni rekombinan protein," ujarnya.

Setiap platform pengembangan vaksin mempunyai keunggulan dan kelemahan.

Menurutnya, vaksin yang dikembangkan UGM yang mengandalkan protein rekombinan lebih menjanjikan untuk mengurangi munculnya efek samping.

Baca Juga: Indonesia Pernah Tolak Tanda Tangani Perjanjian G20, Cerita Presiden Jokowi: Kita Disuruh Ekspor Bahan Mentah

Tak hanya itu, dengan memanfaatkan protein rekombinan, vaksin Merah Putih juga lebih mudah dalam produksi massal.

Dengan demikian, ke depannya tak hanya mengandalkan beberapa vaksin buatan negara lain, vaksin Merah Putih pun memiliki potensi untuk dijadikan vaksin dosis kesatu, kedua, dan booster.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler