Mengenal Super-spreader dan Perannya dalam Penyebaran Virus corona

1 Maret 2020, 11:20 WIB
ILUSTRASI uji laboratorium sampel terduga virus corona.* /AFP

PIKIRAN RAKYAT - Penyebaran virus corona yang terjadi di Korea Selatan merupakan yang terparah setelah Tiongkok, dengan total kasus mencapai lebih dari 3.000 orang.

Penyebaran yang sangat cepat oleh seorang wanita paruh baya di Daegu merupakan salah satu alasan utama mengapa wabah itu berkembang cepat di Korea Selatan.

Wanita itu merupakan salah satu contoh dari super-spreader, yaitu jenis orang yang dapat menyebarkan virus dengan sangat cepat dan luas.

Baca Juga: Program e-Smart IKM akan Kembali di Gelar pada 2020, Kemenperin: Guna Tingkatkan Daya Saing

Dikutip dari The Guardian oleh pikiranrakyat-depok.com, satu dari lima orang di dunia dapat menyebarkan virus dengan sangat cepat, dan orang-orang tersebut yang disebut sebagai super-spreader.

Hingga kini belum dapat diketahui secara pasti mengapa super-spreader dapat menyebarkan virus dengan sangat cepat, namun salah satu teori menyatakan bahwa kemampuan untuk menyebarkan virus dengan cepat berhubungan dengan sistem imun orang tersebut.

Sistem imun super-spreader mungkin sangat lemah sehingga tidak dapat menahan perkembangan virus dalam tubuhnya, namun juga mungkin sangat kuat hingga orang itu tidak menyadari gejala penyakit dalam tubuhnya sembari menyebarkan virus pada orang lain.

Baca Juga: 4 Cara Sederhana dan Menarik untuk Menjaga Lingkungan

Selain itu, masih banyak lagi faktor yang menjadi pertimbangan, seperti jumlah virus dalam tubuh super-spreader dan penyakit-penyakit lain yang dideritanya.

Yang pasti, tidak mungkin mengetahui siapa yang akan menjadi super-spreader dan yang tidak.

Selain wanita di Korea Selatan, virus corona juga makin menyebar akibat super-spreader lainnya di belahan dunia lainnya, salah satunya dari Inggris.

Baca Juga: Sambut Baik Bergulirnya Shopee Liga 1 2020, Ma'ruf Amin: Semoga Berjalan Sehat

Seorang pria Inggris berusia sekitar 50 tahun yang terjangkit virus corona di sebuah konferensi di Singapura melakukan perjalanan ke Pegunungan Alpen bersama keluarganya dan menginap di salah satu penginapan.

Setelah ia pulang ke Inggris, lima orang diketahui terjangkit virus corona.

Empat orang lainnya yang melakukan perjalanan ke tempat yang sama dengan pria Inggris itu juga terjangkit virus yang sama.

Baca Juga: Dampak dari Cepatnya Penyebaran Virus Corona, Liverpool Berpotensi Gagal Raih Gelar Liga Inggris Musim Ini

Penyebaran virus Corona yang sangat cepat di Italia juga membuat resah WHO dengan kemungkinan adanya super-spreader di sana.

Kasus penyebaran virus oleh super-spreader tidak hanya terjadi saat ini.

Pada awal tahun 1900an, seorang wanita menyebarkan penyakit typhoid yang disebabkan oleh virus Salmonella typhosa pada 51 orang.

Baca Juga: Beredar Kabar Bendungan Jatiluhur akan Meluap Akibat Hujan Deras dan Akan Tenggelamkan Sebagian Jawa Barat, Cek Faktanya

Pada tahun 1995, dua orang di Republik Demokratik Kongo menyebarkan Ebola ke 50 orang lainnya.

Seorang siswa sekolah menengah di Finlandia pernah menyebarkan virus campak pada 22 orang pada tahun 1998, dengan delapan di antaranya sudah menerima vaksin.

Kasus penyebaran virus akibat dengan super-spreader juga terjadi di tahun 2003 dalam kasus virus SARS, dengan penyebarnya seorang dokter yang menangani virus tersebut.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler