PR DEPOK - Cinta seakan membuat ketagihan dan manusia tidak akan pernah merasa cukup. Hormon yang dilepaskan otak saat seseorang merasakan cinta akan menimbulkan euforia dan perasaan positif lainnya.
Cinta memiliki makna yang berbeda dan membuat seseorang merasa hangat. Namun, cinta diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis yang berbeda tergantung pada bagaimana setiap orang menerimanya.
Beberapa orang cenderung berpikir bahwa cinta hanya terjadi di antara pasangan yang romantis, tetapi ini tidak benar. Manusia dapat mengalami 8 jenis cinta dalam berbagai hubungan, seperti dengan pasangan romantis, teman, keluarga, dan bahkan orang asing.
Sejak dahulu, orang Yunani Kuno memiliki beberapa kata untuk cinta, yang memungkinkan mereka untuk membedakan dengan lebih jelas antara jenis-jenis yang berbeda ini.
Pahami 8 jenis cinta yang Anda rasakan berdasarkan pada buku John Alan Lee tahun 1973, Colors of Love:
1. Agape (Cinta Tanpa Syarat)
Agape adalah jenis cinta yang unik, tidak mementingkan diri sendiri, dan tanpa syarat. Orang Yunani menganggap cinta ini bersifat pengorbanan dan cukup radikal, karena mereka percaya bahwa sangat sedikit orang yang dapat mengalaminya dalam jangka panjang.
Beberapa orang menggambarkan Agape sebagai jenis cinta spiritual dan diekspresikan melalui meditasi, alam, intuisi, dan spiritualitas. Agape memiliki kaitan dengan altruisme, yang dipahami sebagai kepedulian yang tulus dan tidak mementingkan diri sendiri untuk kesejahteraan orang lain.
Agape adalah cinta kasih yang dirasakan untuk semua makhluk hidup tanpa syarat, yang diberikan secara sadar tanpa mengharapkan imbalan apapun. Ini adalah cinta kasih yang sangat murni dan tulus.
2. Eros (Cinta yang Romantis Seperti Kisah Dongeng)
Eros diambil dari nama dewa cinta dan kesuburan Yunani. Oleh karena itu, biasanya diasosiasikan dengan cinta yang romantis, penuh gairah, dan ditampilkan melalui kasih sayang secara fisik.
Namun, orang Yunani cukup takut dengan jenis cinta ini. Mereka berpikir bahwa karena manusia memiliki dorongan naluriah untuk berkembang biak, maka cinta ini begitu kuat dan akan mengakibatkan hilangnya kendali.
Baca Juga: Cara Cek BLT Ibu Hamil Tahap 2 Rp750.000 yang Sedang Cair Mei 2023
Meskipun orang Yunani menganggap jenis cinta ini berbahaya, akan tetapi Eros tetaplah jenis cinta yang diasosiasikan dengan cinta yang penuh gairah.
3. Philia (Cinta Kasih Sayang)
Philia adalah cinta tanpa ketertarikan romantis, dengan kata lain, ini adalah jenis cinta yang dirasakan untuk teman-teman atau anggota keluarga, biasanya disebut sebagai cinta persaudaraan/persahabatan.
Philia adalah cinta yang berkembang melalui persahabatan yang mendalam dan tahan lama. Ini bersifat platonis, namun demikian, Anda merasa sangat dekat dengan mereka dan dapat bercerita kepada mereka, mempercayai mereka, dan menghormati mereka pada tingkat yang sangat pribadi. Persahabatan ini bisa sama berdampaknya dengan hubungan romantis.
4. Philautia (Cinta Diri Sendiri)
Philautia adalah cinta diri sendiri. Dalam masyarakat modern saat ini, kebanyakan orang mengasosiasikan jenis cinta ini dengan narsis, egois, atau terjebak pada diri sendiri. Namun, bukan itu yang dimaksud dengan cinta diri sendiri menurut orang Yunani kuno.
Cinta diri sendiri bukanlah sesuatu yang negatif atau tidak sehat. Faktanya, mencintai diri sendiri itu penting untuk dapat memberi dan menerima cinta dari orang lain. Kita tidak dapat memberikan kepada orang lain apa yang tidak kita miliki. Dan jika kita tidak mencintai diri kita sendiri, bagaimana kita bisa benar-benar mencintai orang lain?
Cara lain untuk melihat cinta diri sendiri adalah dengan menganggapnya sebagai welas asih. Seperti halnya Anda menunjukkan kasih sayang dan cinta kepada orang lain, Anda juga harus menunjukkan kasih sayang dan cinta yang sama kepada diri Anda sendiri.
Baca Juga: Cek Penerima Bansos PKH 2023 Online di Sini, Siapkan KTP dan HP
5. Storge (Cinta yang Akrab)
Storge dapat didefinisikan sebagai cinta yang akrab. Jenis cinta ini terlihat dan terasa sangat mirip dengan Philia - cinta kasih sayang yang dirasakan di antara teman-teman. Namun, cinta ini lebih seperti cinta antara orang tua dan anak.
Sama seperti Philia, tidak ada ketertarikan fisik atau seksual. Tapi ada ikatan yang kuat, kekeluargaan, dan keakraban. Ini adalah cinta tanpa batas yang dibangun di atas penerimaan dan hubungan emosional yang mendalam. Cinta ini muncul dengan mudah dalam hubungan keluarga.
6. Pragma (Cinta yang Abadi)
Orang Yunani kuno mendefinisikan Pragma sebagai cinta yang abadi. Dengan kata lain, ini adalah kebalikan dari Eros. Eros cenderung cepat habis karena gairah dan intensitasnya. Pragma adalah cinta yang telah matang dan berkembang dalam jangka waktu yang lama.
Sayangnya, jenis cinta seperti ini agak jarang ditemukan, terutama dalam masyarakat saat ini. Orang-orang tidak memiliki kesabaran atau keinginan untuk melihat cinta tumbuh dari waktu ke waktu.
Jenis cinta ini tidak membutuhkan banyak usaha dalam suatu hubungan. Keduanya berkomitmen, dan masing-masing melakukan upaya yang sama untuk membuat satu sama lain bahagia untuk mencapai Pragma.
7. Ludus (Cinta yang Menyenangkan/Bermain-main)
Baca Juga: Ramalan Zodiak Capricorn, Aquarius, dan Pisces Rabu, 10 Mei 2023: Buat Langkah Serius dalam Hubungan
Ludus dikenal sebagai cinta yang menyenangkan atau dapat digambarkan sebagai perasaan tergila-gila pada masa-masa awal hubungan.
Penelitian menunjukkan bahwa ketika seseorang mengalami jenis cinta ini, membuat mereka bersemangat dalam menjalani hidup. Akan tetapi, jenis cinta ini terdiri dari godaan, motif bermain-main, dan canda tawa di antara dua orang.
8. Mania (Cinta yang Obsesif)
Mania belum tentu merupakan jenis cinta yang baik, karena bersifat obsesif. Ini adalah jenis cinta yang dapat membuat seseorang menjadi posesif, mudah cemburu, atau bahkan marah. Hal ini dikarenakan antara Eros dan Ludus sangat tidak seimbang.
Baca Juga: Cetak Rekor Baru, aespa Berhasil Jual Lebih dari 1,3 Juta Eksemplar Album di Hari Pertama Rilis
Banyak orang yang mengalami jenis cinta ini dan menderita dibuatnya. Mereka takut kehilangan objek cinta mereka, dan rasa takut ini mendorong mereka untuk mengatakan atau melakukan hal-hal ‘gila’ untuk mempertahankannya.***