Dinilai Mematikan, Berikut Gejala dan Penanganan Gangguan Skizofrenia yang Diidap Isabella Guzman

9 September 2020, 08:47 WIB
Ilustrasi gangguan skizofrenia.* /Pixabay./

PR DEPOK - Nama Isabella Guzman cukup menghebohkan akhir-akhir ini. Pasalnya, gadis cantik tersebut tak disangka telah membunuh ibunya sendiri dengan cara ditikam sebanyak 151 kali pada bagian leher dan wajah.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Dr. Richard Pounds dalam kesaksiannya mengungkapkan bahwa Isabella Guzman didiagnosis skizofrenia paranoid.

Sehingga dengan kesaksiannya tersebut, Isabella Guzman lepas dari hukuman dan dinyatakan tidak bersalah.

Baca Juga: Nelson Mandela Disebut Pemimpin yang 'Buruk', NM Foundation Kecam Pernyataan Donald Trump

Isabella Guzman kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari laman resmi RS Bethsaida, gangguan skizofrenia merupakan penyakit kejiwaan yang dapat mengganggu pikiran dan perilaku seseorang. Penderita skizofrenia cenderung mengalami halusinasi, delusi, dan memiliki pikiran yang kacau.

Bahkan dalam jangka panjang, bila penderita skizofrenia tidak ditangani dirinya tidak bisa membedakan realita dengan halusinasi yang hadir dalam pikirannya sendiri.

Selain itu, penderita skizofrenia cenderung tidak memiliki daya ingat yang baik, serta tidak dapat mengendalikan pikirannya sendiri, hal tersebut menyebabkan mereka menjadi orang yang diasingkan oleh orang lain di lingkungannya.

Baca Juga: Pemindahan Ibu Kota Negara Baru dari DKI Jakarta ke Kalimantan Ditunda, Kenapa?

Berdasarkan data yang dihimpun, 14 persen penderita gangguan skizofrenia masih mengalami pemasungan, dan sebanyak 15.8 persen keluarga di Indonesia memiliki penderita gangguan jiwa, salah satunya adalah skizofrenia.

Dr. Guntara Hari Sp.KJ, praktisi kesehatan di Bethsaida Hospital mengungkapkan bahwa gejala gangguan skizofrenia dibagi menjadi dua, gejala pertama datang melalui panca indera, dapat dirasakan melalui panca indera seseorang, contohnya apa yang dilihat, didengar, dan lain-lainnya, serta gejala kedua melalui emosi.

Contoh gejala gangguan skizofrenia panca indera

1. Halusinasi

Pederita memiliki keyakinan yang kuat terhadap halusinasinya, tanpa ada bukti eksak yang bisa menguatkan realita halusinasinya tersebut. Kendati telah dinyatakan dengan bukti, penderita skizofrenia tetap memiliki keyakinan atas halusinasinya tersebut.

Baca Juga: Gaungkan Penerapan Protokol Kesehatan untuk Masyarakat dengan Cara Unik, Polres Depok Tuai Perhatian

2. Delusi

Penderita merasa mendengar suara dan melihat sesuatu yang berada disekitarnya. Padahal, orang lain tidak bisa mendengar atau melihat hal tersebut.

3. Gangguan proses pemikiran

Penderita berbicara dengan dirinya sendiri, menangis atau tertawa secara tidak terduga, kurangnya logika dan akal sehat yang ada pada diri penderita.

Selain itu, proses pemikiran penderita juga akan mengalami hambatan, Ia akan mulai berbicara dengan dirinya sendiri, mudah menangis, dan tertawa pada momen-momen tertentu yang tidak terduga.

Baca Juga: Perjalanan Karir Alfred Riedl: Bermain di Klub Belgia hingga Bawa Timnas Indonesia ke Final AFF 2010

Kedua, contoh gejala yang meliputi emosi contohnya yakni mudah marah dan cepat emosi, penderita sering tertawa sendiri terhadap hal-hal yang tidak lumrah untuk diketawakan.

Pederita acapkali menghiraukan kebersihan diri, seperti jarang menjaga kebersihan diri seolah tidak ingin mandi, menggosok gigi, dan sebagainya.

Serta penderita merasa tidak ada kebahagiaan yang bisa dirasakan. Selain itu, kurangnya motivasi untuk memulai atau melaksanakan suatu kegiatan, Paranoia atau kecemasan berlebihan, ketakutan melihat tempat umum yang ramai, memiliki suasana hati yang tertekan atau menjadi sangat sensitif.

Proses penyembuhan skizoprenia

Baca Juga: Kemenkes Cabut Syarat Rapid Test Bagi Pelaku Perjalanan, Ahli: Tak Bisa Jadi Acuan Diagnosa Covid-19

Skizofrenia merupakan penyakit kejiwaan yang memiliki potensi sembuh, kendati demikian terdapat beberapa faktor yang berperan dalam proses penyembuhan:

1. Mengonsumsi obat

Obat yang diterima penderita harus dikeluarkan oleh dokter yang mengerti kondisi tubuh pasien. Seiring orang tersebut membaik, dosis bisa dikurangi, namun obat tersebut harus dikonsumsi seumur hidup guna mencegah kambuhnya skizofrenia.

2. Terapi kognitif dan perubahan tingkah laku

Baca Juga: Dinilai Akan Giring Opini Semakin Luas, Puan Maharani Diminta untuk Minta Maaf ke Warga Sumbar

Terapi tersebut dapat dilakukan oleh dokter dengan tujuan untuk melatih cara berpikir seseorang. Selain cara berpikir, cara bertindak juga bisa dilatih melalui terapi ini.

3. Dorongan dari keluarga dan lingkungan

Faktor tersebut merupakan faktor yang cukup dominan dalam proses penyembuhan penderita skizofrenia. Dorongan dari keluarga maupun lingkungan akan menciptakan fondasi yang kuat bagi penderita untuk memulai dan melanjutkan proses kesembuhannya.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: RS Bethsaida

Tags

Terkini

Terpopuler