Diperingati Tanggal 16 Januari, Ini Sejarah Hari Agama Sedunia

16 Januari 2024, 15:33 WIB
Sejarah Hari Agama Sedunia yang diperingati pada tanggal 16 Januari. /Pixabay/No_Name13

PR DEPOK - Pada tanggal 16 Januari 2024, masyarakat di seluruh dunia merayakan Hari Agama Sedunia. Hari ini memperingati pentingnya harmoni dan pemahaman antar agama serta sistem kepercayaan.

Perayaan Hari Agama Sedunia diadakan setiap tahun pada Minggu ketiga bulan Januari sebagai ajang untuk mempromosikan perdamaian dan toleransi di tengah perbedaan keyakinan.

Saat ini, masyarakat bersama-sama merayakan makna penting dari keberagaman agama dan kepercayaan yang ada di seluruh dunia.

Hari Agama Sedunia memiliki sejarah panjang yang dimulai pada tahun 1950, meskipun konsepnya sudah ada sejak beberapa tahun sebelumnya.

Baca Juga: Jennie dan SEVENTEEN Puncaki Acara TV Non-Drama yang Ramai Diperbincangkan

Perayaan resmi pertama kali diinisiasi oleh Majelis Rohani Nasional Agama Bahá'í di Portland, Maine, pada Oktober 1947.

Pada awalnya dikenal sebagai "World Peace Through World Religion," acara ini berkembang pesat dan pada tahun 1950 diresmikan sebagai Hari Agama Sedunia.

Sejak itu, perayaan ini telah menjadi momen penting di mana komunitas dari berbagai keyakinan berkumpul untuk saling mendengarkan dan merayakan perbedaan serta kesamaan.

Untuk memahami lebih lanjut tentang akar sejarah Hari Agama Sedunia, berikut ini melihat peran penting Agama Bahá'í dalam perayaan ini.

Baca Juga: Kantor Dipindahkan ke Pegunungan Terpencil, Karyawan Tuduh Perusahaan Paksa PHK Tanpa Bayar Kompensasi

Agama Bahá'í muncul pertama kali di Persia pada abad ke-19, dan prinsip intinya mencakup kesatuan Tuhan, kesatuan agama, dan kesatuan seluruh umat manusia.

Agama ini meyakini bahwa semua agama berasal dari Tuhan yang tunggal, dan semua manusia memiliki hak dan tanggung jawab yang sama.

Prinsip-prinsip ini memberikan dasar bagi ideologi Hari Agama Sedunia yang menekankan persatuan di tengah keberagaman.

Hari Agama Sedunia bukan hanya perayaan seremonial, tetapi juga merupakan forum untuk berbagi pemikiran dan pandangan tentang agama.

Baca Juga: Daftar 7 Referensi Kuliner Seafood Paling Favorit di Purwakarta, Catat Biar Semakin Update

Di berbagai lokasi, penulis, pendidik, dan filsuf diundang untuk berbicara tentang agama-agama dunia dan pentingnya menjaga harmoni antara mereka.

Ini memberikan kesempatan yang baik bagi peserta untuk mempelajari lebih lanjut tentang kepercayaan dan budaya lain, serta untuk bersosialisasi dengan orang-orang yang memiliki keyakinan dan pandangan dunia yang berbeda.

Dengan lebih dari 4.200 agama di seluruh dunia, Hari Agama Sedunia adalah waktu yang tepat untuk merenungkan dan merayakan keanekaragaman keyakinan yang ada.

Meskipun banyak orang menjalani hidupnya tanpa agama, kepercayaan pada kekuatan atau entitas yang lebih tinggi tetap menjadi bagian penting bagi sebagian besar masyarakat.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Politikus Maruarar Sirait Keluar dari PDIP

Semua, tanpa memandang keyakinan, bersatu dalam mendukung ide persatuan meskipun adanya perbedaan.

Sebagai bagian dari perjalanan sejarah Hari Agama Sedunia, juga mencatat perpindahan kepemimpinan dalam Agama Bahá'í pada tahun 1957.

Kematian Shoghi Effendi menyebabkan peralihan kepemimpinan agama ke Universal House of Justice.

Hal ini menunjukkan dinamika perubahan dan perkembangan yang tidak hanya terjadi dalam perayaan Hari Agama Sedunia, tetapi juga dalam konteks agama-agama di seluruh dunia.

Baca Juga: Enak Banget Lur! Ini 4 Nasi Goreng Terbaik di Tuban, Warung Selalu Ramai Pengunjung dan Wajib Dicoba

Melalui perayaan ini, diingatkan akan pentingnya merawat kerukunan antar agama dan sistem kepercayaan.

Mari terus menjaga semangat toleransi, saling menghormati, dan membangun dunia yang lebih baik di tengah keberagaman keyakinan yang ada di masyarakat global.***

Editor: Tesya Imanisa

Sumber: National Today

Tags

Terkini

Terpopuler