Baek Hyun Woo 'Queen of Tears' Disebut Mengalami Sindrom Stockholm, Apa Itu?

16 Mei 2024, 17:20 WIB
Ilustrasi Stockholm Syndrome /Unsplash/Sydney Sims/

PR DEPOK - Drama Queen of Tears sukses mencuri hati penontonnya hingga masih ramai dibicarakan meski sudah selesai di akhir April lalu.

Baek Hyun Woo (Kim So Hyun) disebut mengalami Sindrom Stockholm karena tetap bersama Hong Hae In (Kim Jiwon) meski tahu bahwa dirinya tersakiti. Hal itu diungkapkan oleh sang sahabat yang juga pengacara perceraian, Kim Yanggi, dan muncul di episode 8 Queen of Tears.

Lantas, apa itu Sindrom Stockholm? Simak penjelasannya sebagaimana merujuk health.com!

Baca Juga: Spoiler dan Link Nonton Chief Detective 1958 Episode 9: Tim Ketua Yoo Siap Menangani Kasus Baru

Sindrom Stockholm

Sindrom Stockholm mengacu pada fenomena di mana seseorang yang berada dalam situasi tawanan atau pelecehan mulai menunjukkan perasaan kesetiaan, kepercayaan, dan bahkan cinta terhadap penculik atau pelaku kekerasan.

Istilah Sindrom Stockholm berasal dari situasi yang terjadi di Stockholm, Swedia pada tahun 1973, dimana seorang wanita yang disandera dalam perampokan bank menjadi terikat dengan penculiknya dan bahkan memutuskan pertunangannya dengan tunangannya untuk menjalin hubungan jangka panjang dengannya. Nils Bejerot, seorang psikiater dari Swedia, dianggap sebagai penemu istilah Sindrom Stockholm.

Sindrom Stockholm bukanlah diagnosis psikiatris, tetapi digunakan untuk menggambarkan pola perilaku yang jarang namun menonjol yang terlihat dalam situasi penyanderaan tertentu dan hubungan yang penuh kekerasan. Para ahli tidak yakin apa penyebabnya, tapi kemungkinan besar dipicu oleh naluri bertahan hidup.

Dalam situasi Sindrom Stockholm, ketika seorang penculik mengancam kehidupan seorang tawanan tetapi memilih untuk tidak membunuh mereka, kelegaan tawanan karena masih hidup diubah menjadi perasaan syukur yang lebih besar daripada kebencian terhadap penculiknya.

Baca Juga: 6 Nasi Goreng Terenak di Jakarta Pusat, Wajib Cobain Nasgor Sapi yang Lezat

Gejala Sindrom Stockholm

Tanda dan gejala lain dari sindrom Stockholm mungkin termasuk:

- Membela penculik Anda dari penegak hukum atau figur otoritas lainnya
- Tetap setia kepada penculiknya meskipun diberi kesempatan untuk bersuara menentangnya
- Tidak mau melarikan diri atau meninggalkan situasi yang terkurung bahkan ketika ada kesempatan
- Mencari persetujuan dan kasih sayang dari penculik Anda

Gejala Sindrom Stockholm termasuk terikat dengan penculiknya, dan menolak pembebasan dari situasi penyanderaan.

Baca Juga: Google Resmi Rilis Android 15 Beta 2, Tersedia di HP Ini: Simak Cara Install

Oleh karena Sindrom Stockholm bukanlah suatu kondisi kejiwaan, tidak ada pengobatan yang diketahui. Namun fenomena tersebut telah dikaitkan dengan sindrom stres pasca-trauma (PTSD), sehingga penatalaksanaannya sering kali melibatkan pengobatan PTSD.

Sindrom Stockholm paling banyak dikaitkan dengan situasi penyanderaan, seperti perampokan atau pembajakan pesawat, namun juga terkait dengan hubungan yang penuh kekerasan, penculikan, dan pelecehan seksual pada masa kanak-kanak.

Ciri utama penderita sindrom Stockholm adalah ikatan dan kesetiaan yang mereka tunjukkan terhadap penculik atau pelaku kekerasan.

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Health

Tags

Terkini

Terpopuler