Contoh Teks Khutbah Sholat Hari Raya Idul Adha Senin, 17 Juni 2024 Singkat dan Penuh Makna Tentang Berkurban

15 Juni 2024, 18:25 WIB
Contoh teks khutbah sholat hari raya Idul Adha. /Pixabay/Kirill_sobolev

PR DEPOK - Simak contoh teks khutbah Hari Raya Idul Adha 1445 H dengan tema berkurban sebagai manifestasi iman berikut ini.

Idul Adha tahun 2024 segera tiba, membawa makna mendalam dan kesempatan bagi umat Muslim di seluruh dunia untuk memperkuat iman dan ketaqwaan.

Idul Adha, yang juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, memperingati pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang siap mengorbankan putranya, Ismail, atas perintah Allah.

Menghadiri khutbah dan shalat Idul Adha di masjid atau tempat terbuka merupakan bagian dari sunnah yang dianjurkan.

Baca Juga: Andalan Wisatawan! 8 Rumah Makan Primadona di Sumedang, Tawarkan Banyak Makanan Lezat!

Teks khutbah Idul Adha 2024/1445 H

Assalamu alaikum warahmatullahi wa barakatuhi

Hadirin dan hadirat yang dirahmati Allah SWT,

سبحانك اللهمّ ربّنا وبحمدك اللهمّ اغفرلى

Baca Juga: Mau ke Bandung? Inilah 7 Destinasi Wisata Alam yang Aduhai Sejuk nan Hijau

Bersama kita, jutaan kaum muslimin di seluruh dunia melakukan hal yang sama. Hari ini, kita jutaan umat Muhammad, bergerak, bersujud, dan bertakbir bersama:

الله اكبر  الله اكبر   لا اله الّا الله   الله اكبر   ولله الحمد

Ya Allah, pagi ini Engkau saksikan umat-Mu yang biasanya bercerai-berai, kini berpadu memuji keagungan-Mu.

Pagi ini, umat yang biasanya melupakan-Mu, datang bersimpuh di hadapan-Mu. Pagi ini, umat yang sering mengabaikan firman-Mu berusaha untuk kembali ke pangkuan-Mu.

Baca Juga: Khawatir Kolesterol Naik Usai Idul Adha? Simak 13 Tanaman Berkhasiat Ini

Ya Allah ya Rabbana, inilah hamba-hamba-Mu yang lemah, yang terseret hawa nafsu, yang diperbudak dunia, yang bergelimang dosa, bersimpuh berserah diri mohon ampun kepada-Mu. Ya Ghafur ya Rahim, wahai Sang Pengampun, wahai Sang Penyayang, ampuni dan sayangi kami.

Para hadirin dan hadirat rahimakumullah,

Pada hari yang penuh dengan spirit kurban ini, marilah kita evaluasi kembali keberagamaan kita. Apakah iman yang kita miliki telah menumbuhkan amal salih?

Apakah kita sudah menjalankan perintah Allah untuk berkhidmat pada kemanusiaan, memberi makan yang kelaparan, memberi minum yang kehausan, membela yang lemah dan tertindas, dan berpihak pada mereka yang dizalimi?

Baca Juga: Tips Mudah Membersihkan Blok Mesin Kendaraan dengan Bahan Sederhana

Allah SWT berfirman dalam surat Ash-Shaff ayat 10-11:

يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجَٰرَةٍ تُنجِيكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ  تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَتُجَٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمْوَٰلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ  ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, maukah kalian aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan mengorbankan harta dan jiwa kalian. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

Sehari yang lalu di padang Arafah, saudara-saudara kita yang sedang melaksanakan haji mengakui kelemahan dan kerendahan dirinya, mohon ampun atas setiap dosanya. Mari kita juga sampaikan pengakuan dosa kita di hadapan Allah SWT.

Baca Juga: Keindahan Alam dan Rekreasi di Tangerang Selatan: 20 Tempat Wisata Seru untuk Keluarga

Kita patut bersyukur kepada Allah bahwa haji tahun ini cukup kondusif. Lebih dari 200 ribu delegasi haji Indonesia hari ini berada di sana, di Masy’aril Haram, bersama saudara-saudara seiman dari seluruh penjuru dunia.

Semoga Allah memberikan kesehatan, keselamatan, keamanan, rahmat, dan ampunan. Menjadikan haji mereka mabrur, juga kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Salah satu kebenaran pokok dalam kehidupan adalah bahwa setiap keberhasilan menuntut semangat pengorbanan. Tanpa semangat pengorbanan, tidak ada kesuksesan. Semangat pengorbanan yang tinggi dan tulus telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS.

Ketika diperintahkan untuk menempatkan anak istrinya di lembah gersang di Arabia, dan ketika diperintahkan mengorbankan putranya tercinta, Ismail, yang merupakan anugerah Tuhan dari doa panjang yang ia panjatkan. Namun demi rida Allah, kedua ayah dan anak itu tunduk dan patuh kepada perintah Allah.

Baca Juga: 5 Tempat Makan Lesehan di Temanggung, Bisa Bawa Rombongan, Cocok untuk Liburan

Mari kita telaah lebih mendalam kehidupan Nabi Ibrahim, seorang nabi yang doanya paling banyak diabadikan dalam Al-Quran. Dalam surat Ibrahim [14]: 35, Nabi Ibrahim berdoa:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ

Ingatlah, ketika Ibrahim berkata, "Duhai Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala."

Nabi Ibrahim mohon kepada Allah agar kota Mekkah dan sekitarnya dijadikan sebagai kota yang aman. Doa ini dikabulkan Tuhan, dan Allah SWT menjadikan Mekkah dan sekitarnya sebagai tanah yang aman bagi orang-orang yang berada di sana.

Baca Juga: Empal Gentong Terpopuler di Cirebon, Berikut 5 Rekomendasi Restoran Terbaiknya

Di wilayah itu dilarang menumpahkan darah, menganiaya orang, membunuh binatang, dan menebang tumbuh-tumbuhan.

Para ahli menjadikan ayat ini sebagai pijakan konsep lingkungan pendidikan, terkait dengan tri pusat pendidikan: keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ayat tersebut mengajarkan bahwa lingkungan yang aman adalah syarat lahirnya generasi ahli tauhid. Lingkungan yang aman dari dekadensi moral, seperti miras, narkoba, pornografi, dan dekadensi moral lainnya.

Nabi Ibrahim juga selalu membawa serta anak dan keturunannya dalam doanya, menunjukkan sosoknya yang visioner, memikirkan keselamatan dan kesuksesan generasi berikutnya. Ketakutannya untuk terjerumus pada penyembahan berhala, meskipun dirinya seorang rasul, menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap kemurnian tauhid.

Dalam konteks menjaga kejernihan tauhid dari segala hal yang mengotorinya, Nabi Ibrahim benar-benar menjadi teladan bagi umat manusia. Mari kita renungkan bersama ayat berikut ini:

Baca Juga: 5 Tempat Makan Lesehan di Temanggung, Bisa Bawa Rombongan, Cocok untuk Liburan

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (100) فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ (101) فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102)

Duhai Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang akan termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami (Tuhan) sampaikan kepadanya kabar gembira dengan seorang anak yang santun. Dan ketika dia, Ismail, telah mencapai usia untuk bekerja bersamanya, Ibrahim berkata kepadanya, ‘Wahai anakku, sesungguhnya aku telah melihat dalam tidurku bahwa aku mengorbankan engkau. Maka pikirkanlah, bagaimana pendapatmu?’ Dia, (Ismail), menjawab, ‘Wahai bapakku, laksanakanlah apa yang telah diperintahkan kepadamu itu, dan engkau akan mendapati diriku insya Allah termasuk mereka yang tabah’. Ash-Shaffaat [37]: 100-102.

Kisah ini mengajarkan kita tentang ketulusan dan ketaatan dua hamba Allah yang saleh, yang menjadi teladan bagi umat manusia.

Mereka mengajarkan bahwa hidup tanpa makna dan tujuan adalah sia-sia. Tujuan hidup yang benar ada dalam rida Allah, dan dalam rida Allah itulah kita akan merasakan kebahagiaan sejati dan abadi.

Wassalamualaikum wr.wb

Demikian contoh teks khutbah Jumat dengan tema berkurban sebagai manifestasi iman dan amalan yang dapat dilakukan jelang Hari Raya Idul Adha 2024.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Tags

Terkini

Terpopuler