Ilmuwan Manfaatkan Kecerdasan Buatan Untuk Prediksi Risiko Penyakit Jantung Melalui Retina Mata

13 Oktober 2020, 16:35 WIB
Ilustrasi seorang wanita menderita penyakit jantung. /ESB Professional

PR DEPOK - Ilmuwan dari University of Melbourne dan University of Otago bersama-sama mengembangkan dan melatih sistem kecerdasan buatan (AI) untuk memprediksi risiko penyakit kardiovaskular (CVD) seseorang dengan melihat retina matanya.

Dalam penelitian tersebut, pemeriksaan pembuluh darah retina untuk memprediksi risiko pasien CVD ternyata bukan hal baru.

Perangkat lunak yang saat ini digunakan untuk melakukan prosedur pemeriksaan, semi-otomatis masih memerlukan intervensi manusia.

Oleh karena itu, untuk mengembangkan sistem tersebut para ilmuwan melatih AI menggunakan lebih dari 70.000 foto retina digital dari 15 dataset multietnis dan dari berbagai negara yang beragam.

Baca Juga: Beredar Hoaks Dijual 29 Ribu, Bio Farma Pastikan Harga Jual Vaksin Covid-19 Sinovac 200 Ribu

Dilansir Pikiranrakyat-depok.com dari ZD Net, hasil temuan menunjukkan sistem AI memiliki kinerja yang lebih baik dari para ahli dalam memprediksi risiko CVD pasien dengan mengukur tanda-tanda umum seperti tekanan darah, indeks massa tubuh, kolesterol total, dan kadar hemoglobin terglikasi.

Hasil lainnya juga menunjukkan penyebab orang yang ditandai berisiko mengalami kardiovaskular, seperti stroke atau kematian.

"Ini akan memiliki nilai langsung untuk aplikasi penelitian dalam studi klinis. Nantinya, jika terbukti dalam studi masa depan, bisa digunakan untuk prediksi CVD klinis dan stratifikasi risiko,” ujar para ilmuwan, dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari ZD Net, Selasa 13 Oktober 2020.

Baca Juga: Minta Buruh-Pengusaha Tingkatkan Kekompakan dan Komunikasi, Ganjar Pranowo: Jangan Ada PHK ya

Sementara itu, para peneliti dari University of Leeds di Inggris telah menciptakan robot yang dirancang untuk melakukan prosedur kolonoskopi terpandu, guna membantu mengurangi waktu prosedur dan mengurangi pelatihan yang diperlukan untuk menggunakan endoskopi manual.

Kolonoskopi adalah prosedur yang dilakukan untuk memeriksa kondisi usus besar dan bagian akhir dari usus besar (rektum) guna mendeteksi adanya ketidaknormalan pada usus besar dan rektum, seperti jaringan usus yang bengkak, iritasi, luka, polip, atau kanker.

Sebagai bagian dari pengujian teknologi, para peneliti mengujinya dalam model usus besar buatan, serta pada dua babi.

Baca Juga: Dukung UU Cipta Kerja, Prabowo Subianto: Bentuk Pembelaan Presiden Jokowi terhadap Rakyat Kecil

Penelitian yang telah dipublikasikan di Nature Machine Intelligence itu mengungkapkan bahwa menggunakan robot semi-otomatis bahkan oleh pengguna yang tidak memiliki pelatihan sebelumnya jauh lebih mudah dikelola daripada metode non-cerdas.

Menurut para peneliti, selain digunakan untuk deteksi dini kanker usus besar, teknologi tersebut juga berpotensi untuk digunakan dalam prosedur lain seperti endoskopi pankreas, bronkoskopi, dan gastroskopi.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ZDNet

Tags

Terkini

Terpopuler