3 Mitos yang Kerap Terdengar Soal Masker dan Terbukti Keliru

- 8 Desember 2020, 11:00 WIB
Calon penumpang mengantre untuk menaiki bus Transjakarta di Halte Harmoni, Jakarta, Kamis (4/6/2020).*
Calon penumpang mengantre untuk menaiki bus Transjakarta di Halte Harmoni, Jakarta, Kamis (4/6/2020).* /ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww/

Penelitian telah menunjukkan bahwa masker kain mengurangi jumlah mikroorganisme yang dilepaskan seseorang ke udara.

Baca Juga: Berbeda dengan Pernyataan Polisi, FPI Berikan Klarifikasi

Jadi semakin banyak orang memakai masker di suatu daerah, semakin sedikit tetesan virus potensial masuk ke ruang, dan semakin sedikit risiko bahwa seseorang akan terkena virus.

2. Jika Sakit Tidak Perlu Menggunakan Masker

Tidak semua orang yang terinfeksi virus corona itu sakit. Laporan dari Tiongkok menunjukkan bahwa orang dapat terinfeksi tanpa gejala apapun.

Baca Juga: Pemprov Jawa Barat Petakan Daerah dan Warga Prioritas Penerima Vaksin Covid-19

Jadi, karena kita tidak tahu pasti siapa yang terinfeksi, pilihan terbaik adalah kita semua memakai masker. Ini adalah tindakan yang berkontribusi terhadap kebaikan publik yang lebih besar. Itu menunjukkan bahwa kita saling memperhatikan.

3. Jika Menggunakan Masker Tidak Perlu Melakukan Social Distance

Masker hanyalah salah satu bagian dari strategi untuk mencegah penyebaran virus corona. Mereka tidak akan mencegah orang dari batuk atau bersin pada Anda, dan mereka mungkin tidak mencegah Anda dari sakit. (Kannia Nur Haida Komara/Pikiran Rakyat)***

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x