PR DEPOK – Pandemi Covid-19 menjadi kondisi yang cukup menantang bagi ibu menyusui untuk bisa tetap memberikan ASI kepada bayinya.
Sejumlah faktor juga turut mempengaruhi di antaranya status kesehatan ibu, ibu yang meninggal, terbatasnya dukungan serta penurunan jumlah kunjungan ibu menyusui ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau posyandu.
Plt Direktur Jenderal (Dirjen) Kesehatan Masyarakat Kartini Rusdi mengungkapkan bahwa dibutuhkan dukungan baik secara moral, spiritual, ataupun kebijakan terhadap ibu menyusui agar tetap mampu memberikan ASI eksklusif pada bayinya terlepas dari status kesehatan sang ibu.
Baca Juga: Barcelona dan Real Madrid Tolak Kesepakatan dengan Liga Spanyol, Ada Apa?
Apalagi, menyusui punya peranan signifikan untuk menaikkan derajat kesehatan, perlindungan ataupun kesejahteraan untuk ibu, bayi, maupun keluarga.
Satuan Tugas (Satgas) ASI Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Wiyarni Pambudi mengatakan ibu menyusui yang positif terkena Covid-19 tetap boleh memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya.
Mengacu pada hasil penelitian, ASI ibu positif Covid-19 mempunyai kandungan antibodi yang tinggi.
“Pada ibu yang terkonfirmasi positif ternyata di dalam ASI nya, mengalir antibodi Imunoglobulin A dan G, mengalir pula Lactalbumin, Lactoferin dll yang secara spesifik merupakan benteng perlawanan terhadap SARS-CoV-2. Inilah yang disebut imunisasi pasif yang alami, yang diberikan ibu penyintas COVID-19 kepada bayinya,” ujar Wiyarni dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs resmi SehatNegeriku milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes).