Proses produksi vaksin AstraZeneca saat ini masih mendapatkan bantuan dari berbagai fasilitas produksi di lima benua, 15 negara, dan 25 laboratorium.
“90 persen suplai dari Corvax ke negara berkembang. Kita terus perbaiki proses manufaktur supaya target cepat tercapai,” kata Carina.
Baca Juga: Jelang Persib Bandung vs Persija Jakarta, Supardi: Tiap Laga adalah Final
Carina mengatakan Oxford memberikan pandangan kepada perusahaan AstraZeneca bahwa banyak negara berkembang memiliki kemampuan finansial yang kurang tetapi membutuhkan vaksin.
“Kalau mau kerja sama dengan AstraZeneca, mereka tidak boleh ambil keuntungan selama pandemi. Itu ketentuan dari Oxford sebelum kerja sama dengan AstraZeneca,” katanya.***