Karena itu, pada malam Tahun Baru, orang-orang akan melarikan diri ke pegunungan terpencil untuk menghindari serangan monster itu.
Orang-orang hidup dalam ketakutan akan monster ini sampai seorang lelaki tua dengan rambut putih dan kulit kemerahan mengunjungi desa itu.
Pria tua itu menolak untuk bersembunyi di pegunungan bersama dengan penduduk desa, tetapi berhasil menakut-nakuti monster itu dengan menempelkan kertas merah di pintu, membakar bambu untuk membuat suara retak yang keras (pendahulu petasan).
Baca Juga: Menkes Budi Gunadi: Strategi Pemerintah Hadapi Omicron Sedikit Berbeda dengan Delta
Pria itu juga menyalakan lilin di rumah, dan mengenakan pakaian merah karena konon katanya nonster itu takut pada suara petasan dan warna merah.
Setelah itu, setiap Malam Tahun Baru, orang-orang melakukan seperti yang diperintahkan orang tua itu dan monster Nian tidak pernah muncul lagi.
Tradisi ini terus berlangsung hingga saat ini dan menjadi salah satu hal penting untuk merayakan Tahun Baru Imlek.
2. Legenda Amplop Merah atau Angpau
Selama periode Tahun Baru Imlek, orang yang sudah menikah atau orang tua memberikan amplop merah kepada anak-anak atau junior yang belum menikah.