PR DEPOK – Beberapa pekan terakhir, penyakit hepatitis misterius tengah menyebar ke berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia.
Dokter Adam Prabata melalui akun Instagram @adamprabata sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com, menyarankan agar para orang tua mengambil tindakan berikut bila anak terkena gejala hepatitis misterius
Sebelumnya dokter Adam menyebut bahwa gejala dari hepatitis misterius perlu dikenali dan diwaspadai.
Terdapat gejala awal dari hepatitis misterius seperti mual muntah, diare, demam atau riwayat demam, dan nyeri perut.
Kemudian bisa muncul beberapa gejala lanjutan dari hepatitis misterius yakni urine gelap seperti teh, BAB putih pucat, kulit dan mata kuning, dan penurunan kesadaran.
Berikut langkah berikutnya yang harus dilakukan para orang tua dalam penanganan hepatitis misterius di rumah:
Baca Juga: 9 Gejala Hepatitis Misterius pada Anak yang Tidak Boleh Diabaikan Orang Tua
1. Waspada dan kenali gejala awal dari hepatitis misterius.
2. Jangan Panik bila anak terkena gejala awal dari hepatitis misterius. Segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat agar diberikan pertolongan lanjutan.
3. Jangan menunggu untuk melakukan pengobatan hingga munculnya gejala lanjutan dari hepatitis misterius.
Baca Juga: Soal Temuan Belasan Kasus Hepatitis Akut Misterius di Indonesia, Ini Tanggapan Kemenkes
4. Bila terjadi penurunan kesadaran, segera bawa anak ke rumah sakit dengan menggunakan fasilitas ICU anak.
Penyebab hepatitis misterius hingga kini belum diketahui, tetapi dugaan awal menyebutkan bahwa penyakit ini diakibatkan Adenovirus, SARS-CoV-2, ABV, dll.
Virus-virus ini utamanya menyebar melalui saluran pernapasan dan saluran pencernaan.
Baca Juga: WHO Ungkap Hipotesis Utama Penyebab Kasus Hepatitis Misterius, Sebut Ada Kemajuan dalam Penyelidikan
Namun ada beberapa cara untuk mencegah penularan melalui saluran pernapasan yakni dengan menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, menghindari keramaian, dan cuci tangan.
Sementara untuk mencegah penularan melalui saluran pencernaan dapat dilakukan dengan mencuci tangan, mengonsumsi makanan yang matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menjauhi kontak dengan orang sakit, dan menjaga kebersihan rumah hingga lingkungan.***