Kenali Apa Itu Virus PMK, Cara Pencegahan dan Kerugian yang Ditimbulkannya

- 19 Juni 2022, 06:30 WIB
Simak penjelasan terkait virus PMK yang menjangkiti hewan ternak, termasuk cara pencegahan serta kerugiannya.
Simak penjelasan terkait virus PMK yang menjangkiti hewan ternak, termasuk cara pencegahan serta kerugiannya. /Pixabay

PR DEPOK - Penyakit Kaki dan Mulut (PMK), juga disebut penyakit kuku dan mulut atau aftosa, penyakit virus yang sangat menular yang dapat mempengaruhi hampir semua jenis mamalia peliharaan berkuku terbelah.

Hewan berkuku terbelah seperti halnya sapi, domba, kambing, dan babi dan herbivora liar seperti banteng, rusa, kijang, rusa kutub, dan jerapah dapat terkena PMK, tetapi kuda tahan terhadap penyakit tersebut.

PMK ditandai dengan pembentukan vesikel berisi cairan yang menyakitkan (melepuh) di bagian lidah, bibir, dan jaringan lain di mulut dan bagian tubuh yang kulitnya tipis, seperti pada ambing dan puting susu. Selain itu, antara kedua jari kaki dan pita koroner di atas kuku.

Akan tetapi, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Britannica, tes laboratorium diperlukan untuk memastikan diagnosis PMK, karena beberapa penyakit lain dapat menghasilkan lesi yang serupa.

Baca Juga: Apa Kendala BPUM 2022 Masih Belum Bisa Cair? Simak Penjelasan Terbaru dari Kemenkop UKM

Karena penyebarannya yang cepat dan berdampak pada produktivitas hewan, PMK dianggap sebagai penyakit ternak yang paling merugikan secara ekonomi di dunia. Perlu diketahui bahwa penyakit ini tidak membahayakan kesehatan manusia.

Virus PMK memiliki afinitas untuk epitel (penutup kulit dan selaput lendir saluran pencernaan). Virus membentuk vesikel utama di mana ia masuk ke dalam tubuh.

Dalam waktu 24 hingga 48 jam, virus PMK memasuki aliran darah dan menyebabkan demam. Selain itu bibir hewan kemudian biasanya menjadi menonjol karena terinfeksi, dan selanjutnya akan membentuk vesikel pada lidah, gusi, dan bibir.

Vesikel ini pecah dalam waktu sekitar 24 jam dan meninggalkan permukaan yang kasar, meradang, dan sangat menyakitkan.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Britannica


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x