PR DEPOK – Bagi masyarakat Jawa, Malam Satu Suro merupakan momen sakral yang tidak bisa dipisahkan. Lantas, apa itu Malam Satu Suro?
Apa itu Malam Satu Suro kerap dipertanyakan masyarakat, terutama mereka yang tinggal di luar Jawa.
Untuk mengetahuinya, berikut ini rangkuman apa itu Malam Satu Suro, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari berbagai sumber.
Baca Juga: Tips Menjadi Khatib Keren, Anti Bosan, dan Anti Ngantuk
Bagi masyarakat Jawa, Satu Suro adalah awal bulan pertama Tahun Baru Jawa, yang bertepatan dengan 1 Muharam
Dikutip dari laman Kemdikbud, kalender Jawa ini diterbitkan pertama kali oleh Raja Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo 1940 tahun yang lalu.
Penerbitan kalender Jawa ini dibuat Berdasarkan penanggalan Hijriyah. Sementara, penanggalan kalender Jawa dibuat berdasarkan penggabungan kalender lunar (Islam), kalender matahari (masehi), dan Hindu.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 7,1 Guncang Filipina Sebabkan Tanah Longsor, 4 Orang Dinyatakan Tewas
Berdasarkan atas pertimbangan pragmatis, politik dan sosial, penanggalan Jawa memiliki dua sistem perhitungan, yakni mingguan (7 harian) dan pasaran (5 harian).
Sementara, penanggalan Jawa memiliki siklus windu (sewindu=8 tahun), dimana konsekuensi dari siklus ini adalah pada urutan tahun Jawa ke 8 (jimawal).
Tanggal 1 Suro ini jatuh satu hari lebih lambat dari 1 Muharram dalam kalender Islam. Berdasarkan tradisi selama ini, Satu Suro diperingati pada malam hari setelah magrib, sebelum tanggal 1 Suro.
Bagi masyarakat Jawa, Malam Satu Suro dianggap keramat, apalagi jika hari itu jatuh pada Jumat Legi.
Saat perayaan Malam Satu Suro, biasanya masyarakat memeriahkannya dengan sejumlah tradisi budaya.
Seperti ritual kirab hingga menampilkan hewan khas yang disebut kerbau bule, seperti yang dilakukan masyarakat Solo, Jawa Tengah.
Ritual-ritual inilah yang kemudian dijadikan agenda tahunan dan kerap menarik minat wisatawan untuk melihatnya.
Namun, tradisi Malam Satu Suro ini bermacam-macam, tergantung daerah mana yang memandah perayaan ini.
Peringatan Malam Satu Suro, juga biasanya dijadikan momen oleh masyarakat Jawa untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan melakukan hal kebaikan sepanjang bulan satu Suro.
Itulah penjelasan singkat apa itu Malam Satu Suro, beserta tradisi yang mengiringinya.***