Waspadai Penyebaran Cacar Monyet atau Monkeypox, Bisa Menyebar Melalui Kontak Seksual

- 21 Agustus 2022, 15:40 WIB
Ilustrasi cacar monyet.
Ilustrasi cacar monyet. /Muhammad Basir-Cyio/hellosehat.com

PR DEPOK – Penyakit cacar monyet atau monkeypox saat ini sedang menghebohkan merupakan penyakit langka.

Cacar monyet atau monkeypox pertama kali muncul di negara Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970, yaitu sebuah negara di benua Afrika.

Namun kini penyakit cacar monyet telah menyebar ke seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Barcelona Siap Putuskan Kontrak Depay, Kini Hanya Menunggu Lampu Hijau Juventus

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Pikiran Rakyat, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengkonfirmasi kasus cacar monyet atau monkeypox pertama di Indonesia pada Sabtu, 20 Agustus 2022.

Juru Bicara Kemenkes, Muhammad Syahril mengatakan bahwa pasien berjenis kelamin pria tersebut berusia 27 tahun dari DKI Jakarta dan baru saja kembali 8 Agustus 2022 dari perjalanan ke luar negeri .

Pasien tersebut dinyatakan positif setelah dilakukan tes usap pada tanggal 18 Agustus, setelah sebelumnya mengalami gejala demam pada 14 Agustus, diikuti dengan munculnya ruam pada tanggal 16 Agustus.

Baca Juga: Michael Owen Hadir di Indonesia, Intip Catatan Karier Profesionalnya sebagai Pesepak Bola

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari infeksiemerging.kemkes.go.id, bahwa virus monkeypox adalah penyebab penyakit cacar monyet atau monkeypox.

Pada awalnya, penyakit ini adalah penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini ternyata juga dapat menyebar dari manusia ke manusia.

Monkeypox dapat menimbulkan berbagai tanda dan gejala. Sementara beberapa orang memiliki gejala ringan, yang lain mungkin mengalami gejala yang lebih berat serta memerlukan perawatan di fasilitas kesehatan.

Baca Juga: BSU 2022 Segera Disalurkan, Ini Cara Cek Nama Penerima BLT Subsidi Gaji Rp1 Juta Lewat kemnaker.go.id

Diantaranya mereka yang berisiko lebih tinggi untuk penyakit yang lebih parah atau komplikasi termasuk orang-orang yang sedang hamil, anak-anak dan orang-orang dengan yang bermasalah dengan kekebalan tubuh.

Gejala monkeypox yang terjadi biasanya demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening biasanya di leher, ketiak atau selangkangan dan ruam atau lesi kulit.

Ruam ini biasanya dimulai dalam satu sampai tiga hari sejak demam. Ruam atau lesi pada kulit ini mulai berkembang dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng kemudian rontok.

Baca Juga: Cara Daftar DTKS DKI Jakarta 2022 Online Lewat HP, Buka Mulai 22 Agustus Besok!

Jumlah lesi pada satu orang dapat berkisar dari beberapa saja hingga mencapai ribuan. Ruam cenderung terkonsentrasi pada sekitar wajah, telapak tangan dan telapak kaki.

Ruam juga dapat ditemukan pada mulut, alat kelamin, dan mata. Ruam monkeypox terkadang disalah-artikan sebagai sifilis atau herpes.

Gejala biasanya berlangsung antara 2-4 minggu dan biasanya sembuh dengan sendirinya. Namun pada beberapa individu, dapat menyebabkan komplikasi medis serta kematian.

Pada orang dengan penyakit penurunan kekebalan tubuh kemungkinan berisiko mengalami gejala yang lebih serius. Pengobatan dilakukan bersifat menghilangkan gejala dan suportif.

Baca Juga: Berhasil Datangkan Casemiro, Manchester United Siap Datangkan Tiga Pemain Baru

Siapa saja yang memiliki gejala monkeypox atau yang telah melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi monkeypox harus segera menghubungi atau mengunjungi fasilitas layanan kesehatan dan meminta saran dari tenaga kesehatan.

Sebenarnya, gejala monkeypox hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Tetapi, pada beberapa orang, infeksi dapat menyebabkan komplikasi medis dan bahkan kematian.

Bayi baru lahir, anak-anak, dan orang dengan gangguan kekebalan tubuh sangat berisiko mengalami gejala-gejala lebih serius dan kematian akibat monkeypox.

Komplikasi dari monkeypox diantaranya termasuk infeksi kulit sekunder, pneumonia, gangguan kesadaran, dan masalah mata.

Baca Juga: Rektor Unila Kena OTT KPK di Lembang Bandung, Diduga Terkait Suap Penerimaan Mahasiswa Baru

Pada masa lalu, antara 1% hingga10% orang dengan monkeypox telah meninggal. Penting untuk dicatat bahwa tingkat kematian disebabkan oleh banyak faktor, termasuk akses terhadap layanan
kesehatan.

Terkait wabah yang terjadi pada saat ini, sudah terdapat laporan kasus meninggal di Nigeria dan Republik AfrikaTengah.

Monkeypox ini menyebar dari orang ke orang melalui kontak erat dengan seseorang yang memiliki ruam monkeypox, termasuk lewat kontak tatap muka, kulit ke kulit, mulut ke mulut atau mulut ke kulit, termasuk juga lewat kontak seksual.

WHO atau World Health Organization sebuah organisasi kesehatan dunia di bawah PBB masih mempelajari tentang berapa lama orang dengan monkeypox dapat menularkan.

Baca Juga: Login pip.kemdikbud.go.id, Cek Nama Siswa Penerima PIP Kemdikbud 2022 yang Segera Cair Bulan Agustus

Pada situasi saat ini, penderita dapat menularkan sampai -sampai semua lesi mereka berkerak, keropeng telah jatuh dan lapisan kulit baru telah terbentuk di bawahnya.

Lingkungan bisa saja terkontaminasi virus monkeypox, misalnya ketika orang yang terinfeksi menyentuh pakaian, tempat tidur, handuk, benda, elektronik, dan permukaan.

Orang lain yang telah menyentuh barang-barang ini kemudian dapat terinfeksi. Dimungkinkan juga bisa terinfeksi karena menghirup serpihan kulit atau virus dari pakaian, tempat tidur, atau handuk.

Baca Juga: Luis Milla Gabung Persib Bandung, Budiman dan Achmad Jufriyanto Bilang Begini

Bisul, lesi, atau luka di mulut dapat menular, artinya virus dapat menyebar melalui kontak langsung dengan mulut, percikan ludah/cairan hidung, dan mungkin juga lewat aerosol jarak pendek.

Kemungkinan mekanisme penularan melalui udara untuk monkeypox belum dipahami dengan baik dan penelitian masih terus dilakukan.

Virus ini juga bisa menyebar dari ibu hamil ke janin melalui kontak dari kulit ke kulit pada saat proses melahirkan, atau dari orang tua yang terjangkit monkeypox ke bayi atau anak selama kontak erat.

Baca Juga: Sudah Dibuka! Segera Daftar Kartu Prakerja Gelombang 42 dengan Login www.prakerja.go.id

Walaupun infeksi tanpa gejala telah dilaporkan, tidak jelas apakah orang tanpa gejala dapat menyebarkan penyakit atau apakah dapat menyebar melalui cairan tubuh lainnya.

Potongan DNA dari virus monkeypox telah ditemukan dalam air mani, akan tetapi belum diketahui apakah infeksi juga dapat menyebar melalui air mani, cairan vagina, cairan ketuban, ASI atau darah.

Penelitian sedang dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut tentang apakah orang dapat menyebarkan monkeypox lewat pertukaran cairan ini selama dan setelah infeksi terjadi.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Pikiran Rakyat infeksiemerging.kemkes.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x