PR DEPOK - Leptospirosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Leptospira, sejenis bakteri. Penyakit ini dapat menginfeksi manusia dan hewan.
Penyebaran Leptospirosis bisa terjadi terutama melalui paparan urin hewan yang sudah terinfeksi lebih dulu. Tanah, ataupun air yang sudah terkontaminasi juga mampu menginfeksi manusia.
Berikut ini penjelasan mengenai 2 jenis Leptospirosis yang telah dirangkum PikiranRakyat-Depok.com.
Sindrom Anikterik
Ini merupakan fase pertama Leptospirosis. Ini merupakan penyakit ringan seperti flu.
Sindrom Ikterik
Apabila seseorang telah sembuh dari infeksi penyakit ini, namun terjangkit lagi. Maka mereka akan memasuki fase kedua Leptospirosis. Ini lebih parah dari jenis fase pertama, biasanya jenis kedua ini berlangsung beberapa minggu. Namun, jenis kedua ini tidak umum terjadi, dibandingkan dengan jenis pertama.
Baca Juga: Cara Setor Tunai BRI Tanpa Kartu ATM, Mudah dan Praktis
Gejala Leptospirosis
Gejala Ringan:
- Demam
- Batuk
- Sakit Kepala
Baca Juga: Link Streaming Persib vs Persik di Pekan ke-29 BRI Liga 1: Ambisi Maung Bandung Amankan 3 Poin
- Nyeri Otot
- Ruam tanpa Gatal
- Diare
- Muntah
Baca Juga: Persib Bandung vs Persik Kediri di BRI Liga 1 : Prediksi Skor, Head to Head, dan Info Live Streaming
- Panas Dingin
- Mata Merah
- Sakit Perut
Gejala Berat:
- Penyakit Kuning
- Gagal Hati
- Gagal Ginjal
Baca Juga: BPNT dan PKH Cair Maret Minggu Ini? Ini Skema Pencairan Terbaru Lewat PT Pos Indonesia
- Pendarahan
- Masalah Pernapasan
- Aritmia Jantung
- Meningitis Aseptik
Baca Juga: Drakor Oasis Episode 3: Jadwal Tayang dan Link Nonton Dramanya
- Miokarditis
Dalam beberapa kasus, Leptospirosis tidak memiliki gejala sama sekali. Waktu yang dibutuhkan bagi orang dengan kondisi tersebut yaitu 1 sampai 2 minggu, tetapi waktu 1 bulan pun juga memungkinkan.
Penyebab dan Penularan Leptospirosis
Penyakit ini disebabkan adanya kontak fisik dengan bakteri Leptospira yang mungkin terdapat pada, hewan yang terinfeksi, urin hewan yang terinfeksi, tanah atau air yang terkontaminasi.
Baca Juga: BRI Liga 1 Persib vs Persik Rabu 8 Maret 2023: Link Streaming, Preview dan Kabar Terkini
Lantas apakah mungkin manusia memaparkan penyakit ini ke sesama manusia? Leptospirosis jarang menyebar dari manusia ke manusia. Namun, itu bisa saja terjadi selama masa kehamilan, melalui plasenta. Risiko yang timbul yakni keguguran.
Leptospira umumnya ditemukan pada, sapi, babi, kuda, rakun, landak, anjing, dan hewan pengerat lainnya.
Risiko Leptospirosis
Leptospirosis kemungkinan lebih berisiko menyerang orang tang hidup di iklim tropis, bekerja dengan hewan, bekerja di luar ruangan, berenang atau bersentuhan langsung dengan air terkontaminasi, tinggal di daerah banjir, menangani pekerjaan dengan bersentuhan langsung ke tanah yang terkontaminasi.
Baca Juga: Tes Psikologi: Kamu Sosok Terampil? Bisa Diketahui dari Gambar yang Pertama Kali Dilihat
Komplikasi
Pengobatan dapat membantu mengurangi Leptospirosis. Namun, jika dibiarkan begitu saja, dapat terjadi komplikasi seperti, meningitis, gagal hati, kerusakan ginjal, masalah pernapasan, kolaps, kematian janin, dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kematian.
Pengobatan yang Dapat Dilakukan
- Beristirahat dengan cukup
Baca Juga: Leptospirosis Sebabkan 9 Orang Meninggal di Jawa Timur, Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
- Perbanyak minum air putih
- Konsumsi obat pereda nyeri
- Konsumsi Antibiotik (Penisilin atau Ceftriaxone untuk kasus yang parah)
- Terapi Medis
- Hubungi Dokter (Apabila gejala sudah dirasakan setelah Anda merasa terpapar penyebabnya)
Demikian pembahasan lengkap Leptospirosis, mulai dari jenis, gejala, penyebab, penularan, risiko, dan cara mengobatinya.
Semoga dengan membaca artikel di atas, Anda dapat memahami apa saja yang harus anda hindari dan lakukan, dalam menghadapi penyakit Leptospirosis ini.***