PR DEPOK - Hari Raya Idul Fitri sangat identik dengan ketupat yang dihidangkan untuk sarapan setelah Sholat Idul Fitri di masjid.
Akan tetapi, apakah Anda sudah tahu filosofi ketupat yang selalu dihidangkan di lebaran Idul Fitri setiap tahunnya?
Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Kemenag Jateng, berikut penjelasan filosofi ketupat di hari lebaran Idul Fitri.
Membuat ketupat untuk disajikan di hari lebaran sudah menjadi tradisi, umat Islam setiap tahunnya di Indonesia.
Baca Juga: Jadwal Ekspedisi JNE, Anteraja, dan SiCepat Ekspress Saat Libur Lebaran 2023
Tradisi lebaran ketupat biasanya juga disebut dengan syawalan yang merupakan tradisi silaturahmi dan maaf-maafan setelah sholat Ied.
Filosofi ketupat dalam bahasa jawa berarti jarwo doso atau ngaku lepat yang diartikan lagi sebagai mengaku salah.