Akan tetapi, belum jelas sejak kapan Indonesia mulai mengadopsi nasi goreng ala China dan membuat versinya sendiri.
Perdagangan antara Tiongkok dan Nusantara berkembang sejak zaman Kerajaan Sriwijaya sekitar abad ke-10 dan meningkat pada masa Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-15.
Baca Juga: Dari Kota Tua hingga Taman Langsat, Ini 5 Rekomendasi Destinasi Wisata Gratis di Jakarta
Ketika para imigran Tionghoa mulai datang dan tinggal di Nusantara, mereka juga bawa serta budaya dan masakan khasnya.
3. Orang Tionghoa umumnya menyukai makanan mereka yang segar dan panas, dan budaya mereka melarang membuang makanan yang tidak dimakan.
Alhasil, rata-rata orang indonesia sering memasak nasi sisa lagi di pagi hari. Di Indonesia, sisa nasi kering untuk membuat intip atau Rengginang (kerupuk beras), dan nasi kering juga bisa digiling untuk membuat tepung beras.
Baca Juga: 8 Mie Ayam Terenak yang Dapat Kamu Temui di Mojokerto, Ini Lokasinya
Pengaruh Cina pada masakan Indonesia dapat dilihat pada mie goreng yang dibuat dengan menggabungkan teknik penggorengan yang dibutuhkan dalam wajan Cina. Selama Dinasti Ming China (1368-1644 M), teknik penggorengan menjadi semakin populer.
Pengenalan teknik memasak, masakan Cina, dan bahkan kecap mungkin terjadi sekitar waktu ini atau kemudian di abad ke-17.
Kecap biasa berasal dari Cina pada abad ke-2, tetapi kecap (kecap manis) dikembangkan di Indonesia dengan banyak tambahan gula aren lokal.