Rebo Wekasan 2023: Jadwal, Amalan dan Doa, serta Pandangan Ulama

- 12 September 2023, 11:57 WIB
Berikut ini merupakan penjelasan tentang Rebo Wekasan, termasuk pengertian, jadwal, amalan serta doa dan pandangan ulama.
Berikut ini merupakan penjelasan tentang Rebo Wekasan, termasuk pengertian, jadwal, amalan serta doa dan pandangan ulama. /Pixabay/

PR DEPOK – Rabu, 13 September 2023 bertepatan dengan 27 Safar 1445 Hijriah dan merupakan Rabu terakhir pada bulan Safar tahun ini. Sebagian masyarakat muslim di Indonesia mengenal Rabu terakhir pada bulan Safar dengan istilah Rebo Wekasan, Rebo Pungkasan, atau Rebo Kasan.

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari artikel ilmiah dengan judul “Rebo Wekasan Menurut Perspektif KH. Abdul Hamid dalam Kanz al-Najah wa al-Surur” yang ditulis oleh Umma Farida dalam Jurnal THEOLOGIA, Vol. 30 No. 2 (2019), masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta memandang Rebo Wekasan sebagai hari yang dikeramatkan karena hari tersebut dianggap sebagai hari yang penuh dengan kesialan.

Sebagai upaya untuk menolak kesialan-kesialan tersebut, sebagian masyarakat muslim Indonesia biasanya melakukan ritual atau amalan-amalan tertentu serta memperbanyak doa.

Baca Juga: Rasa Ikan Tenggiri Kerasa Banget! Ini Rekomendasi 6 Pempek di Kabupaten Gunung Kidul

Rabu Wekasan Menurut Ulama

KH. Abdul Hamid yang memiliki nama lengkap ‘Abd al-Hamid ibn Muhammad ‘Ali Quddus ibn Abd al-Qadir al-Khatib ibn ‘Abdullah ibn Mujir Quddus merupakan ulama yang lahir di Makkah (ada pula yang menyebutkan di Hadramaut) pada 1277/1278 H atau 1860/1861 M. Ia merupakan anak dari KH. Muhammad ‘Ali Quddus, seorang ulama yang lahir di Kudus, Jawa Tengah.

KH. Abdul Hamid merupakan ulama yang produktif dan telah menghasilkan karya dalam berbagai disiplin ilmu. Salah satu karyanya adalah kitab Kanz al-Najah yang sering menjadi rujukan bagi sebagian masyarakat Jawa untuk menyelenggarakan ritual Rebo Wekasan. Dalam kitab tersebut ia menuturkan bahwa Allah SWT menurunkan 320 ribu bencana pada Rabu terakhir bulan Safar, sehingga hari Rabu tersebut menjadi hari tersulit dalam setahun. KH. Abdul Hamid menyarankan agar pada hari tersebut masyarakat melakukan ritual atau amalan tertentu serta memperbanyak doa.

Ritual dan amalan-amalan yang dilakukan semata-mata bertujuan untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT. dari segala penyakit dan mara bahaya. Ritual dan amalan-amalan tersebut dikenal dengan istilah “tolak bala”. Ritual dan amalan-amalan tolak bala tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip dalam agama Islam.

Baca Juga: Mahfud MD Ungkap Alasan Pendaftaran Capres-Cawapres 2024 Harus Dimajukan

Amalan dan Doa Rebo Wekasan

1. Salat sunnah mutlaq untuk tolak bala

Halaman:

Editor: Linda Agnesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah