PR DEPOK - Lumpia adalah kuliner khas Semarang yang mempunyai perpaduan cita rasa manis dan gurih. Makanan satu ini disukai oleh semua kalangan mulai dari anak-anak hingga orang tua.
Lumpia Semarang sendiri adalah makanan semacam rollade dengan isian rebung, telur, dan daging ayam atau udang. Keberadaannya kini mudah ditemui di berbagai daerah lainnya, tidak hanya di kota asalnya.
Tidak heran kebanyakan masyarakat Indonesia tentu sudah tahu dengan makanan tersebut. Namun, mungkin masih sedikit yang tahu asal-usul lumpia, kuliner khas Semarang yang ternyata hasil dari akulturasi dua budaya.
Baca Juga: 5 Sate di Mesuji yang Rasanya Paling Top dan Sip Buat Dicoba
Selain merupakan hasil akulturasi dua budaya, ternyata ada kisah cinta di balik terciptanya lumpia, kuliner khas Semarang.
Melansir laman perpus.jatengprov.go.id, lumpia khas Semarang konon sudah ada di Indonesia sejak ke 19 dan merupakan hasil akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa.
Akulturasi tersebut terjadi ketika Tjoa Thay Joe yang lahir di Fujian memutuskan untuk tinggal di Semarang dan membuka bisnis makanan khas Tionghoa.
Makanan tersebut merupakan makanan pelengkap dengan isian daging babi dan rebung.