PR DEPOK - Ular, sebagai salah satu makhluk reptil yang sering dijumpai di alam bebas, memunculkan kekhawatiran ketika berinteraksi dengan manusia.
Pentingnya untuk memahami perbedaan antara ular berbisa dan tidak berbisa agar dapat memberikan pertolongan pertama yang tepat saat seseorang tergigit.
Artikel ini akan membahas ciri-ciri khas keduanya, gejala gigitan ular berbisa, serta langkah-langkah pertolongan pertama yang dapat diambil dalam situasi darurat.
Perbedaan Antara Ular Berbisa dan Tidak Berbisa
1. Ciri-ciri Ular Berbisa
Ular berbisa dapat dikenali melalui beberapa ciri khas, seperti pupil mata yang mirip kucing, kepala berbentuk segitiga, dan corak tubuh yang berwarna-warni. Lubang di antara hidungnya berfungsi sebagai pengindera panas, dan gerakannya cenderung lambat dan tenang. Ular berbisa juga dilengkapi dengan taring dan racun mematikan.
2. Ciri-ciri Ular Tidak Berbisa
Sementara itu, ular yang tidak memiliki bisa memiliki pupil mata bulat dengan kepala berbentuk oval. Tubuhnya tidak memiliki corak khusus, dan gerakannya lebih agresif. Berbeda dengan ular berbisa, jenis ini tidak memiliki taring dan gigitannya tidak membawa racun yang mematikan.
Baca Juga: Ingin Makan Seafood Enak di Garut? 7 Resto Ini Jadi Juaranya Sajian Makanan Laut
Pertolongan Pertama Saat Tergigit Ular
1. Tergigit Ular Berbisa
Jika seseorang tergigit ular berbisa, langkah pertama yang harus diambil adalah segera menghubungi tenaga medis. Korban perlu beristirahat untuk mengurangi penyebaran bisa di dalam tubuh, dengan tubuh yang ditempatkan lebih rendah dari letak jantung. Aksesoris di sekitar gigitan perlu dilepaskan untuk menghindari pembengkakan, dan luka harus dibersihkan dengan air bersih dan sabun. Penting juga untuk tetap tenang dalam situasi ini.
2. Tergigit Ular Tidak Berbisa
Baca Juga: 5 Rekomendasi Nasi Goreng Spesial di Jakarta, Dijamin Ketagihan!
Untuk gigitan ular yang tidak berbisa, pertolongan pertama melibatkan pemberian antiseptik pada bekas gigitan. Konsultasikan dengan tenaga medis untuk langkah-langkah lebih lanjut dan berikan suntikan anti tetanus jika diperlukan.
Hal yang Harus Dihindari
Dalam situasi gigitan ular, terdapat beberapa hal yang perlu dihindari agar tidak memperburuk kondisi. Menghisap bekas gigitan atau menyayat kulit, penggunaan zat kimia atau alkohol pada luka, dan kepanikan adalah tindakan yang sebaiknya dihindari.
Gejala Gigitan Ular Berbisa
Gigitan ular berbisa dapat menimbulkan berbagai gejala seperti nyeri, bengkak di sekitar luka, dan adanya bercak kebiruan di area gigitan. Gejala sistemik seperti sesak nafas, mual, muntah, dan pendarahan juga mungkin terjadi.
Sifat Racun Ular Berbisa
Racun yang dimiliki oleh ular berbisa memiliki sifat yang berbeda, termasuk hematotoksik yang menyebabkan pendarahan, kardiotoksik yang mempengaruhi jantung, neurotoksik yang memengaruhi sistem saraf, dan kompartemen yang meningkatkan tekanan dalam tubuh.
Pentingnya Serum Anti Bisa Ular (SABU)
Baca Juga: Cara Daftar FB Pro yang Lagi Tren, Aktifkan Mode Facebook Profesional tuk Hasilkan Uang dari Konten
Dalam kasus gigitan ular berbisa, serum anti bisa ular (SABU) dapat menjadi penanganan yang diperlukan. Pemberian SABU dilakukan berdasarkan jenis bisa dan dosis tertentu, dengan prosedur injeksi intravena atau infusi intravena.
Beberapa tips yang perlu diingat saat digigit ular melibatkan tetap tenang, melakukan imobilisasi, membebaskan aksesoris, dan selalu menghubungi tenaga medis. Hindari manipulasi luka dan penggunaan torniket yang terlalu ketat.
Penanganan Medis dan Dosis Serum Anti Bisa Ular
Dalam penanganan medis, dosis SABU dapat disesuaikan dengan derajat venomisasi, dengan pilihan injeksi intravena atau infusi intravena. Adrenalin juga perlu disiapkan selama proses pemberian serum.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan antara ular berbisa dan tidak berbisa, serta langkah-langkah pertolongan pertama yang tepat, kita dapat lebih siap menghadapi situasi darurat yang melibatkan interaksi dengan ular.***