Agama Bahá'í muncul pertama kali di Persia pada abad ke-19, dan prinsip intinya mencakup kesatuan Tuhan, kesatuan agama, dan kesatuan seluruh umat manusia.
Agama ini meyakini bahwa semua agama berasal dari Tuhan yang tunggal, dan semua manusia memiliki hak dan tanggung jawab yang sama.
Prinsip-prinsip ini memberikan dasar bagi ideologi Hari Agama Sedunia yang menekankan persatuan di tengah keberagaman.
Hari Agama Sedunia bukan hanya perayaan seremonial, tetapi juga merupakan forum untuk berbagi pemikiran dan pandangan tentang agama.
Baca Juga: Daftar 7 Referensi Kuliner Seafood Paling Favorit di Purwakarta, Catat Biar Semakin Update
Di berbagai lokasi, penulis, pendidik, dan filsuf diundang untuk berbicara tentang agama-agama dunia dan pentingnya menjaga harmoni antara mereka.
Ini memberikan kesempatan yang baik bagi peserta untuk mempelajari lebih lanjut tentang kepercayaan dan budaya lain, serta untuk bersosialisasi dengan orang-orang yang memiliki keyakinan dan pandangan dunia yang berbeda.
Dengan lebih dari 4.200 agama di seluruh dunia, Hari Agama Sedunia adalah waktu yang tepat untuk merenungkan dan merayakan keanekaragaman keyakinan yang ada.
Meskipun banyak orang menjalani hidupnya tanpa agama, kepercayaan pada kekuatan atau entitas yang lebih tinggi tetap menjadi bagian penting bagi sebagian besar masyarakat.