PR DEPOK – Jika Anda seorang pecinta kopi yang suka mengunjungi berbagai konser dan menghabiskan waktu dengan menonton Netflix, Anda mungkin berisiko lebih tinggi terkena kodisi dementia yang umum.
Para ilmuwan memperingatkan bahwa kebiasaan tertentu yang tampaknya tidak berbahaya dapat menyebabkan penuaan dini pada otak, dan peluang Anda terkena demensia meningkat seiring dengan kebiasaan sehari-hari yang berbeda.
Dari merokok hingga menghindari dokter, berikut 6 kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko demensia, seperti dikutip dari Mirror:
Baca Juga: Suka Korean Food? Kunjungi 5 Tempat Makan Korea Murah di Surabaya Enak dan Ramah di Kantong
1. Minum alkohol
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2022 menyimpulkan bahwa hanya dua liter bir atau segelas anggur sehari mampu membuat otak menua setara dengan sepuluh tahun. Bahkan, hanya satu pint saja dapat membuat otak Anda menua sebelum waktunya hingga dua tahun.
Studi penelitian kedua terhadap 40.000 warga Inggris menemukan bahwa alkohol adalah salah satu dari tiga faktor risiko demensia yang paling berbahaya namun dapat dicegah, dengan diabetes dan polusi udara sebagai dua faktor lainnya. Dr Esther Walton, dari University of Bath, mengatakan bahwa alkohol jelas merupakan salah satu hal paling umum yang menyebabkan penuaan otak.
“Orang yang minum alkohol cenderung memiliki otak yang terlihat lebih tua, tapi kita tidak tahu apakah itu penyebabnya, bisa jadi otak yang terlihat lebih tua 'membuat kita' minum,” ujarnya.
2. Kurang tidur
Sudah menjadi rahasia umum bahwa kurang tidur dapat menyebabkan kelupaan, perasaan mudah tersinggung, dan energi rendah. Namun, masalahnya bisa bersifat jangka panjang, meski tidak terasa seperti itu. Menurut para ilmuwan, kurang tidur dalam jangka panjang berpotensi meningkatkan risiko demensia.
Sebuah studi yang diterbitkan di Nature Communications menemukan bahwa mereka yang tidur enam jam atau kurang setiap malam meningkatkan risiko sebesar 30 persen dibandingkan dengan orang yang tidur tujuh jam atau lebih setiap malam. Menurut penulis, tidur itu penting karena membantu membersihkan protein beracun yang berhubungan dengan Alzheimer dari otak.