PR DEPOK - Banyak penderita OCD kerap mengalami depresi berat. Kedua gangguan ini seringkali tumpang tindih, dan komorbiditas antara OCD dan depresi cukup umum.
Menurut sebuah studi tahun 2017 yang dilansir via thebanyans.com, penyakit mental yang paling umum terjadi bersamaan dengan OCD adalah gangguan depresi mayor (28,4 persen), gangguan kepribadian obsesif-kompulsif (24,5 persen), gangguan kecemasan umum (19,3 persen), fobia spesifik (19,2 persen), dan fobia sosial (18,5 persen).
Bahkan, lebih dari separuh (50,5 persen) penderita OCD yang berpartisipasi dalam penelitian tersebut memiliki diagnosis depresi berat seumur hidup.
Studi epidemiologi menunjukkan bahwa sekitar 50-60 persen penderita OCD juga mengalami episode depresi mayor pada suatu titik dalam hidup mereka. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan erat antara OCD dan Depresi.
Baca Juga: Gak Kebagian Tiket? Ini 2 Tempat Nobar Persib vs Bali United di Bandung, Ada Doorprize!
Penyebab Penderita OCD Mengalami Depresi Berat
1. Peristiwa hidup dan stres penderita OCD
Peristiwa kehidupan yang traumatis, terutama yang terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja merupakan faktor risiko utama yang dapat memicu timbulnya OCD. Contohnya penyerangan seksual dan fisik, kematian orang tua atau orang yang dicintai, perceraian orang tua dan menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga.
Bagi seseorang yang memiliki kecenderungan genetik terhadap OCD, gejala gangguan ini diperburuk oleh stres, namun stres saja tidak menyebabkan OCD.
Baca Juga: TOP 5 Bakso Paling Enak di Ponorogo, Nagih dan Murah Meriah!