Meski Kandungan CS Hanya 5 Persen, Simak Cara Mengurangi Efek Gas Air Mata yang Bisa Picu Kebutaan

- 8 Oktober 2020, 22:29 WIB
Ilustrasi penembakan gas air mata.
Ilustrasi penembakan gas air mata. /

PR DEPOK - Gas air mata kerap digunakan oleh aparat kepolisian guna mengendalikan kerumunan massa yang dinilai tidak kondusif.

Meski penggunaan gas air mata tidak dilarang dengan syarat penggunaannya sesuai dengan aturan nasional maupun internsional, bahan kimia yang terkandung di dalamnya dapat menyebabkan sejumlah keluhan seperti iritasi pada mata dan kulit, mengganggu fungsi paru-paru, hingga berujung kebutaan.

Gas air mata termasuk dalam kategori racun yang apabila penggunaannya di atas konsentrasi 5 persen dapat menimbulkan bahaya. Bahkan jenis lain dari gas air mata diketahui bisa menyebabkan kanker dan penyakit serius lainnya.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs Disaster Management Institute of Indonesia, meski konsentrasi penggunaan gas chlorobenzylidenemalononitrile atau CS yang ada dalam gas air mata berada di bawah 5 persen, efek yang ditimbulkan masih cukup berbahaya dan membutuhkan penanganan tepat sesaat setelah terpapar.

Efek yang paling sering terjadi di antaramya mata terasa perih, kesulitan bernapas, dan batuk kering bahkan pada beberapa orang mengalami pusing hingga disorientasi.

Baca Juga: Kerap Dipakai Aparat untuk Melerai Massa, Kenali Bahaya Gas Air Mata dan Cara Sederhana Menanganinya

Berdasarkan beberapa temuan di lapangan, sejumlah massa yang ikut serta dalam unjuk rasa diketahui menggunakan pasta gigi guna menetralisir pengaruh yang timbul dari paparan gas air mata.

Menanggapi temuan tersebut, menurut salah satu anggota Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia, Wisnu Pramudito D. Pusponegoro, pasta gigi tidak memiliki pengaruh untuk mengurangi dampak gas air mata.

Wisnu menjelaskan bahwa gas air mata bekerja saat seseorang menghirup secara sengaja maupun tidak sengaja kemudian menyebabkan sekresi dari kelenjar air mata.

Dalam beberapa kasus bahkan penggunaan pasta gigi dapat menyebabkan iritasi pada mata.

Berikut beberapa langkah yang dapat ditempuh guna menghindari diri dari paparan gas air mata.

Masker gas

Untuk mengatasi bahaya gas air mata salah satunya yakni dengan menggunakan masker gas atau respirator. Masker gas dapat mencegah penggunanya dari gas air mata yang terhirup saat dilepaskan dan tersebar melalui udara.

Selain menggunakan masker gas, cara lain yang dapat ditempuh yakni dengan menggunakan escape hood atau masker yang menutupi hampir seluruh wajah.

Baca Juga: Minimalisir Penularan Covid-19, Ahli Sarankan Tindakan Berikut Saat Seseorang Bersin di Dekat Anda

Namun, dalam keadaan terdesak, masker debu, dan kacamata pelindung yang biasa digunakan pekerja bangunan juga dapat digunakan guna memberi perlindungan sementara.

Jika tidak memiliki masker gas atau escape hood, maka dapat menggunakan sapu tangan maupun menutup lubang hidung serta mulut dengan pakaian yang dikenakan.

Bilas dengan air dingin

Setelah telah terpapar gas air mata dan mulai mengalami rasa perih, iritasi atau gejala lain, segera bilas area yang terpapar dengan air dingin.

Air dingin tidak akan membuka pori-pori, sehingga mampu mencegah bahan kimia masuk ke dalam.

Ahli merekomendasikan membilas area yang terpapar dengan air dingin hingga rasa perih mereda, kemdian bersihkan dengan sabun.

Jangan menggosok mata atau wajah

Saat menggosok mata atau bagian wajah yang terpapar gas air mata, maka secara tidak langsung mengaktifkan kristal gas air mata yang dapat menyebabkan iritasi.

Jangan gunakan make up atau tabir surya

Ahli menyarankan untuk tidak menggunakan make up atau tabir surya karena dapat mempercepat penyerapan gas air mata ke dalam kulit.

Rentangkan tangan dan buang baju

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Disaster Management Institute of Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x