Sebuah Studi Tentang Covid-19 di Israel: Virus Corona Mati dalam 30 Detik Disinari LED UV

3 Januari 2021, 10:36 WIB
Ilustrasi: Lampu UV. /Pixabay/

PR DEPOK - Tentang virus Covid-19 hingga saat ini masih dilakukan penelitian langkah untuk mematikan penyebarannya.

Tiap negara beserta dengan lembaga-lembaga terkait melakukan banyak riset untuk menemukan cara membunuh virus ini.

Baru ini ada kabar dari para peneliti di Tel Aviv University di Israel telah membuktikan bahwa virus corona, SARS-CoV-2, dapat dibunuh secara efisien, cepat dan murah menggunakan dioda pemancar cahaya ultraviolet (UV) (UV-LED).

Baca Juga: Cek Nama Penerima BLT Subsidi Gaji Januari 2021 di Link BSU BPJS Ketenagakerjaan

Radiasi ultraviolet diketahui metode umum untuk membunuh bakteri dan virus.

“Kami menemukan bahwa membunuh virus corona cukup mudah menggunakan lampu LED yang memancarkan sinar ultraviolet,” kata Prof Hadas Mamane selaku kepala Program Teknik Lingkungan di Sekolah Teknik Mesin Tel Aviv University, yang memimpin penelitian tersebut, seperti dikutip Pikiran-rakyat.com dari Jerussalem Post, Sabtu, 26 Desember 2020.

Dia mengatakan bahwa sinar lampu ultraviolet membutuhkan waktu kurang dari setengah menit untuk membunuh lebih dari 99,9 persen virus corona.

Baca Juga: Diperpanjang di Tahun 2021, Begini Cara Dapatkan BLT BPUM UMKM Rp2,4 Juta dari Kemenkop

Studi ini adalah yang pertama di dunia dan diterbitkan awal bulan ini di Journal of Photochemistry and Photobiology B: Biology .

"LED tersedia dalam berbagai panjang gelombang, yang dikenal sebagai A, B dan C," kata Mamane.

Sinar UV-A memiliki panjang gelombang pada kisaran 315 nanometer (nm) hingga 400 nm, seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel 'Studi Israel: Disinari Lampu LED UV, Hampir 100 Persen Persen Virus Corona Mati dalam 30 Detik'.

Baca Juga: Hari Ini Din Syamsuddin Nikahi Cucu Pendiri Pesantren Gontor

UV-B, juga dikenal sebagai sinar gelombang sedang, memiliki panjang gelombang 280-315 nm; UV-C memiliki panjang gelombang 200-280 nm.

UV-A dipancarkan oleh matahari (dan sumber buatan seperti tanning bed) dan lebih lemah dari UV-B dan C.Iv-A memiliki beberapa manfaat bagi manusia.

Seperti pembentukan vitamin D, tetapi juga menyebabkan kulit terbakar dan dalam beberapa kasus sebabkan kanker kulit.

Baca Juga: Sinopsis Arsenal, Aksi Seorang Adik Kaya Selamatkan Kakaknya yang Kriminal dari Penculikan Gangster

Radiasi UV-B dan C tidak pernah benar-benar mencapai manusia secara alami karena sinar ini diserap oleh lapisan ozon Bumi.

Panjang gelombang ultraviolet ini sedang diperiksa oleh para peneliti Tel Aviv, mereka mengatakan sangat efektif dalam desinfeksi menggunakan bohlam LED.

“Kami tahu, misalnya, bahwa staf medis tidak punya waktu untuk mendesinfeksi secara manual, katakanlah, keyboard komputer dan permukaan lain di rumah sakit dan hasilnya adalah infeksi dan karantina,” kata Mamane.

Baca Juga: Antam dan UBS 2 Gram Beda Seribu, Cek Daftar Harga Emas di Pegadaian Hari Minggu, 3 Januari 2021  

"Sistem desinfeksi berdasarkan bohlam LED, bagaimanapun, dapat dipasang di sistem ventilasi dan AC, misalnya, dan mensterilkan udara yang dihisap dan kemudian dipancarkan ke dalam ruangan," ujarnya menjelaskan.

Dalam studi itu, tim peneliti berhasil membunuh virus menggunakan bohlam LED yang lebih murah dan lebih banyak tersedia yakni bohlam 285 nm vs 265 nm yang mengkonsumsi sedikit energi dan tidak mengandung merkuri seperti bohlam biasa.

Mamane mengatakan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, industri akan dapat membuat penyesuaian yang diperlukan dan memasang bohlam dalam sistem robotik, atau AC, sistem vakum dan air.

Baca Juga: Singgung Perbedaan Sikap Fadli Zon dan Gerindra, Husin Shihab: Dia Lebih Cocok di PKS!

Dengan demikian dapat secara efisien mendisinfeksi permukaan dan ruang yang besar.

Ia menambahkan, LED UV memiliki keunggulan karena bisa dihidupkan dan dimatikan dalam sekejap.***(Julkifli Sinuhaji/Pikiran-Rakyat.com)

 

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler