Selain Kasus Baru Covid-19 yang Nyaris Tak Terkendali, Jepang Harus Bersiap Hadapi Bencana Alam

14 Agustus 2021, 20:50 WIB
Ilustrasi negeri sakura, Jepang. /Pixabay/sofi5t/

PR DEPOK - Pejabat kesehatan Jepang memperingatkan negaranya di ambang batas bencana alam seiring peningkatan tajam infeksi virus corona.

Dilaporkan, dua pertiga dari prefektur Jepang mengalami pertumbuhan eksplosif infeksi yang disebabkan oleh varian Delta yang sangat menular.

Sebelumnya pada Jumat, 13 Agustus 2021, Jepang mencatat lebih dari 20.000 kasus baru, membuat rekor tertinggi untuk hari ketiga berturut-turut.

Baca Juga: Manchester United Resmi Gaet Varane, Solskjaer: Saya Senang Amankan Bek Terbaik di Dunia

Sementara jumlah pasien Covid-19 yang sakit parah juga naik ke rekor tertinggi 1.478 kasu, melampaui rekor sebelumnya 1.413 pada akhir Mei lalu.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Independent pada Sabtu, 14 Agustus 2021, dewan penasihat kementerian kesehatan mengungkapkan infrastruktur layanan kesehatan dan medis masyarakat di wilayah ibu kota khususnya berada di bawah tekanan ekstrem dan di ambang kehancuran.

Dewan penasihat kementerian kesehatan yang dikelola oleh beberapa ahli penyakit menular paling senior di negara itu juga menyiratkan bahwa fase saat ini hampir mirip dengan kondisi bencana alam.

Orang-orang harus menghindari jalan-jalan dan bepergian melintasi perbatasan prefektur selama musim liburan musim panas, jelas dewan itu, memperingatkan bahwa situasi krisis dapat muncul dan mengakibatkan lebih banyak kematian.

Baca Juga: Saling Memaafkan dengan Adam Deni, Jerinx SID Minta Netizen Tak Memanas-manasi Situasi

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga berjanji untuk bekerja dengan pemerintah daerah guna membangun sistem orang yang pulih di rumah dapat dihubungi.

“Saya percaya bahwa sistem medis di Tokyo berada dalam situasi yang mengerikan. Dalam keadaan seperti itu, adalah tanggung jawab terbesar pemerintah untuk melindungi kehidupan rakyat," tutur Suga.

Di ibu kota Tokyo, sekitar 5.773 kasus baru tercatat pada kemarin Jumat, melampaui tertinggi sebelumnya 5.042 yang dicatat pada 5 Agustus.

Rata-rata infeksi selama tujuh hari di ibu kota telah meningkat menjadi 4.155,7 per hari, naik 8,8 persen dari pekan sebelumnya.

Orang-orang muda berusia 20-an dan 30-an menyumbang sebagian besar kasus baru tetapi kasus pasien yang sakit parah telah meningkat di antara orang-orang berusia 40-an dan 50-an karena peluncuran vaksin yang lambat di negara itu.

Baca Juga: Cara Cek Penerima BLT BPJS Ketenagakerjaan 2021 Online Pakai NIK KTP di bsu.bpjsketenagakerjaan.go.id

Menurut menteri yang bertanggung jawab atas vaksinasi Taro Kono, lebih dari 80 persen penduduk lanjut usia Jepang telah divaksinasi penuh.

Namun menurut laporannya, kurang dari 20 persen dari mereka yang berusia 12 hingga 64 tahun yang memenuhi syarat untuk disuntik telah menerima suntikan mereka.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Independent

Tags

Terkini

Terpopuler