Catat Lonjakan Kasus Covid-19, Denda 'Lockdown' di Sydney Naik Drastis

14 Agustus 2021, 21:23 WIB
Denda bagi pelanggar aturan lockdown di Sydney dan daerah lain di NSW akan melonjak drastis buntut naiknya kasus baru Covid-19. /Dok. REUTERS./

PR DEPOK - Sejumlah daerah di Australia dikabarkan mencatatkan lonjakan kasus baru pandemi Covid-19.

Hal tersebut berimbas pada besaran denda bagi warga yang melanggar aturan penutupan wilayah atau lockdown di Australia.

Dikabarkan, denda bagi pelanggar aturan lockdown di Sydney dan daerah lain di NSW melonjak drastis menjadi maksimal sekitar Rp52,9 juta.

Baca Juga: Sempat Minta Sesuatu dari Henny Rahman Sebelum Dinikahi Alvin Faiz, Zikri Daulay: Kaget, tapi Ya Sudahlah

Sebelumnya, warga yang melanggar aturan lockdown akan didenda 1.000 dolar Australia atau sekitar Rp10,5 juta.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, pemimpin NSW Gladys Berejiklian mengatakan polisi negara bagian akan mendenda pelanggar perintah di rumah kepada petugas penelusuran kontak.

"Kita harus menerima bahwa ini adalah situasi terburuk di NSW sejak hari pertama. Dan sayangnya, hal tersebut menjadi situasi terburuk di Australia," katanya menambahkan.

Baca Juga: Pernah Diajak Nikah Billy Syahputra tapi Diminta Menunggu, Begini Jawaban Menohok Susan Sameh

Ratusan petugas keamanan tambahan akan dikerahkan pekan depan ke Sydney untuk membantu menegakkan aturan lockdown, karena otoritas mengkhawatirkan penyebaran virus ke sejumlah kota di daerah.

Perintah tinggal di rumah juga akan diterapkan pada Sabtu di daerah-daerah yang saat ini tidak menjalani penguncian.

Selain itu, denda 3.000 dolar Australia (sekitar Rp31,7 juta) akan dikenakan pada mereka yang masuk ke daerah tanpa surat izin.

Baca Juga: Berdamai dengan Adam Deni Usai Gelar Mediasi, Jerinx SID: Telah Terjadi Proses Saling Memaafkan

"Denda tersebut adalah denda terbesar yang pernah saya lihat dan kami akan memberlakukannya mulai hari ini," katanya.

Sementara itu, pihak berwenang telah membahas pelonggaran sejumlah aturan apabila orang yang divaksin sudah cukup banyak dan jumlah kasus menurun.

"Kita akan melalui ini, namun September dan Oktober akan menjadi sulit," tutur Berejiklian menambahkan.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler