Dikecam ISIS, Kedubes AS di Afghanistan Segera Ubah Rencana Evakuasi

22 Agustus 2021, 12:47 WIB
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AS). /Pixabay/oohhsnap.

PR DEPOK - Potensi ancaman ISIS terhadap Amerika Serikat (AS) di Afghanistan memaksa militernya mengembangkan cara baru guna mendapatkan pengungsi ke bandara di Kabul.

Hal itu disampaikan oleh seorang pejabat senior AS dan menambahkan adanya komplikasi baru pada upaya yang sudah kacau untuk membuat orang keluar dari Afghanistan setelah jatuhnya ke Taliban.

Pejabat anonim itu mengatakan sekelompok kecil orang AS dan mungkin warga sipil lainnya akan diberi instruksi khusus tentang apa yang harus dilakukan.

Baca Juga: Azka Rela 'Meng-covid-kan' Diri Demi Temani sang Ayah yang Kritis, Deddy Corbuzier: Kalau Saya Cerita Sedih

Termasuk pergerakan ke titik-titik transit di mana mereka dapat dikumpulkan oleh militer yang sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Associated Press.

Perubahan terjadi ketika Kedutaan Besar (Kedubes) AS mengeluarkan peringatan keamanan baru pada Sabtu, 21 Agustus 2021 kemarin.

Peringatan baru itu memberi tahu warga untuk tidak melakukan perjalanan ke bandara Kabul tanpa instruksi individu dari perwakilan pemerintah AS.

Para pejabat menolak untuk memberikan lebih spesifik tentang ancaman ISIS, tetapi menggambarkannya sebagai signifikan. Mereka mengatakan belum ada serangan yang dikonfirmasi.

Baca Juga: Tak Sangka Hampir Meninggal karena Covid-19, Deddy Corbuzier: Sangat Kecewa, Orang Seperti Saya Bisa Begitu

Waktu hampir habis menjelang tenggat waktu 31 Agustus ketika Presiden Joe Biden harus menarik sebagian besar pasukan AS yang tersisa.

Dalam sambutannya, Joe Biden tidak berkomitmen untuk memperpanjangnya, mesk dia mengeluarkan janji baru untuk mengevakuasi warganya dan orang-orang Afghanistan yang telah membantu upaya perang sejak 11 September.

Joe Biden juga menghadapi kritik yang meningkat ketika video menggambarkan kekacauan dan kekerasan sesekali di luar bandara Kabul.

Baca Juga: Unggah Surat dari Gadis Remaja Afghanistan, Angelina Jolie: Sungguh Muak Lihat Mereka Terlantar Lagi

Diketahui lebih jauh, ISIS telah aktif di Afghanistan selama beberapa tahun, melakukan gelombang serangan mengerikan, sebagian besar terhadap minoritas Syiah.

Kelompok ini telah berulang kali menjadi sasaran serangan udara AS dalam beberapa tahun terakhir, serta serangan Taliban.

Tetapi para pejabat AS mengatakan bahwa bagian-bagian dari kelompok itu masih aktif di Afghanistan, dan AS khawatir tentang pembentukannya kembali dalam cara yang lebih besar karena negara itu berada di bawah kekuasaan Taliban.

Baca Juga: Kapan Gelombang 19 Kartu Prakerja Dimulai? Berikut ini Bocoran Estimasi Jadwalnya

Terlepas dari peringatan Kedutaan Besar AS, kerumunan tetap berada di luar penghalang beton bandara Kabul, memegangi dokumen dan kadang-kadang anak-anak, terhalang oleh gulungan kawat berduri.

Sementara itu, pemimpin politik utama Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar tiba di Kabul untuk melakukan pembicaraan tentang pembentukan pemerintahan baru.

Kehadiran Mullah Abdul Ghani Baradar, yang kembali ke Kandahar awal pekan ini dari Qatar, dikonfirmasi oleh seorang pejabat Taliban yang berbicara dengan syarat anonim.

Baca Juga: Sepekan Kuasai Afghanistan, Uni Eropa Tegas Tak Ada Pengakuan Terhadap Taliban

Dia merundingkan kesepakatan damai gerakan keagamaan 2020 dengan AS, dan dia sekarang diharapkan memainkan peran kunci dalam negosiasi antara Taliban dan pejabat dari pemerintah Afghanistan.

Para pejabat Afghanistan yang akrab dengan pembicaraan yang diadakan di ibukota mengatakan Taliban tidak akan membuat pengumuman tentang pemerintah mereka sampai batas waktu 31 Agustus.

Abdullah, seorang pejabat senior di pemerintahan yang digulingkan, membuat cuitan bahwa dia dan mantan Presiden Hamid Karzai bertemu kemarin Sabtu dengan penjabat gubernur Taliban untuk Kabul.

Baca Juga: Eks Koruptor Dipilih Jadi Penyuluh Anti Korupsi, Bambang Widjojanto: Apa Kita Sedang Ditinggikan Kedunguannya?

Mereka menyakinkan rakyat Afghanistan untuk melakukan segala kemungkinan demi tercapainya keamanan bagi rakyat.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Associated Press

Tags

Terkini

Terpopuler