PR DEPOK - Presiden Iran Ebrahim Raisi mengecam pelanggaran HAM yang telah dilakukan di Afghanistan oleh Amerika Serikat selama pendudukan dua dekade atau 20 tahun.
Presiden Iran juga mencela kerusakan keamanan, stabilitas, dan perdamaian yang disebabkan oleh kehadiran AS di seluruh belahan dunia.
Hal tersebut, dikatakan Presiden Iran, berdasarkan pertimbangan jumlah perempuan dan anak-anak yang terbunuh, terluka atau cacat di Afghanistan selama AS 'invasi'.
Baca Juga: Sebut Jokowi Sering Bagikan Bingkisan Secara Tak Layak, Taufiqurrahman: Bahkan Dilempar ke Got
"Kita akan melihat sejauh mana bencana yang dibungkam atau memang sengaja ditutupi yang telah terjadi di negara itu," tuturnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari China.org.
Menurutnya, kehadiran tentara AS di berbagai negara di dunia hanya menciptakan kerusuhan, tidak ada stabilitas dan perdamaian.
"Kehadiran AS di berbagai belahan dunia nyatanya tidak pernah menciptakan keamanan, tetapi merugikan keamanan, stabilitas, dan perdamaian," ujar presiden Iran itu.
Alih-alih dimintai pertanggungjawaban di depan masyarakat internasional, menurutnya, Washington sering menciptakan suasana negatif di sekitar negara lain dengan membuat alasan yang berbeda-beda.
Di sisi lain, Jubir Kemenlu China, Wang Wenbin turut meminta dunia internasional untuk menyelidiki kejahatan perang AS di Afghanistan selama 20 tahun.
Tak cuma itu saja, Wang Wenbin juga meminta agar para penjahat tersebut untuk diadili secara seksama di pengadilan tinggi internasional.
Dikutip dari People's Daily, ia mengatakan bahwa data per April 2020 menunjukkan bahwa 47.245 warga sipil Afghanistan tewas dalam perang di Afghanistan yang diluncurkan oleh AS.
Sebelumnya, Komandan Komando Pusat AS Kenneth McKenzie mengumumkan akhir penarikan pasukan AS dari Afghanistan dalam konferensi pers pada Senin lalu, setelah hampir 20 tahun berada di negara Asia itu.
Pasukan militer pimpinan AS menginvasi Afghanistan pada tahun 2001 dengan dalih mencari Osama bin Laden, yang diduga sebagai dalang serangan teror 11 September.
Baca Juga: Kapan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 20 Dibuka? Berikut Bocoran Estimasi Jadwalnya
Selama dua dekade terakhir, operasi yang dipimpin AS di tanah Afghanistan telah menyebabkan lebih dari 40.000 kematian warga sipil.
Selain itu lebih dari 60.000 luka-luka, dan mengubah sekitar 11 juta orang Afghanistan menjadi pengungsi.***