China Akan Sanksi Orang-orang yang Mendukung Taiwan Merdeka

7 November 2021, 15:53 WIB
China akan beri sanksi pada orang-orang yang mendukung Taiwan merdeka, bahkan siap gunakan kekuatan militer. /Pixabay/

PR DEPOK – China akan menuntut dan memberi sanksi bagi mereka yang mendukung "kemerdekaan Taiwan".

Pihak China akan membuat siapa saja bertanggung jawab dengan sanksi yang berlaku seumur hidup, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters pada 7 November 2021

Untuk pertama kalinya China menjabarkan hukuman yang akan diterima oleh orang-orang yang dianggap mendukung kemerdekaan Taiwan.

Taiwan memang telah mendeklarasikan sistem pemerintahan sendiri, ketika ketegangan meningkat saat klaim China atas Taiwan.

Baca Juga: Kapan Jadwal Kartu Prakerja Gelombang 23 Dibuka? Lengkap dengan Syarat Daftar dan Penjelasannya

China tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan militer untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya.

Meskipun pulau itu mengklaim bahwa mereka adalah negara merdeka yang akan mempertahankan kebebasan dan demokrasinya.

Kantor Urusan Taiwan di China menyebut Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang, Ketua Parlemen You Si-kun dan Menteri Luar Negeri Joseph Wu sebagai "orang-orang keras kepala yang pro-kemerdekaan Taiwan".

China untuk pertama kalinya mengumumkan nama-nama yang akan dimasukan daftar hitam nantinya jika Taiwan bergabung dengan China.

Baca Juga: Kapan Jadwal Kartu Prakerja Gelombang 23 Dibuka? Lengkap dengan Syarat Daftar dan Penjelasannya

China akan memberlakukan hukuman bagi mereka yang ada dalam daftar dengan tidak membiarkan mereka memasuki daratan dan Daerah Administratif Khusus Hongkong dan Macau, kata juru bicara Zhu Fenglian piha China dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.

Orang-orang yang masuk daftar hitam tersebut tidak akan diizinkan untuk bekerja sama dengan entitas atau orang-orang dari daratan.

Perusahaan atau entitas yang mendanai mereka juga tidak akan diizinkan untuk mengambil untung dari daratan China.

Baca Juga: Sinopsis Amanah Wali 5 Minggu, 7 November 2021: Gondrong Berniat Kuasai Pasar Makmur, Rohmat Susun Rencana

Di sisi lain Dewan Urusan Taiwan untuk China Daratan menegur pihak China, dengan mengatakan Taiwan adalah masyarakat yang demokratis bersupremasi hukum dan tidak diperintah oleh Beijing.

"Kami tidak menerima intimidasi dan ancaman dari wilayah otokratis dan otoriter," kata dewan itu.

Dewan tersebut menambahkan bahwa mereka akan mengambil "tindakan balasan yang diperlukan untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan rakyat."

Zhu mengatakan pesan yang ingin dikirim China kepada pendukung kemerdekaan Taiwan adalah:

"Mereka yang melupakan leluhur mereka, mengkhianati tanah air dan memecah belah negara, tidak akan pernah berakhir dengan baik, dan akan ditolak oleh rakyat dan dihakimi oleh sejarah," katanya.

Baca Juga: Cara Sambungkan e-Wallet ke Kartu Prakerja untuk Cairkan Dana Insentif, Berikut Putuskan Rekening

Dalam sebuah postingan Twitter pada hari Sabtu, Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu malah menulis rasa syukurnya.

"Saya telah menerima banyak ucapan selamat setelah masuk daftar hitam dan sanksi, seumur hidup, oleh #PKC (Partai Komunis China),” cuitnya.

"Banyak yang cemburu karena merasa tidak diakui (perjuangannya); beberapa orang bertanya bagaimana cara untuk jadi seperti saya. Setelah mendapatkan kehormatan yang langka ini, saya akan terus berjuang untuk kebebasan dan demokrasi #Taiwan," ucap Wu dengan nada sarkas.

China juga menyatakan bahwa Presiden Taiwan Tsai Ing-wen adalah seorang separatis yang bertekad mendeklarasikan kemerdekaan Taiwan.

Ing-Wen mengatakan Taiwan sudah menjadi negara merdeka yang disebut Republik China, sebagai nama resminya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler