Chun Doo Hwan, Eks Presiden Korea Selatan Wafat di Usia 90 Akibat Kanker Darah

24 November 2021, 16:29 WIB
Mantan diktator Korea Selatan wafat dalam usia 90 tahun akibat kanker darah. /REUTERS/Kim Hong-Ji.

PR DEPOK - Mantan Presiden Korea Selatan Chun Doo Hwan meninggal dunia pada Selasa, 23 November 2021 kemarin dalam usia 90 tahun.

Menurut mantan ajudannya, mantan Presiden Chun Doo Hwan menderita multiple myeloma, sejenis kanker darah yang tengah dalam remisi.

Selain itu juga, kesehatan mantan presiden Korea Selatan tersebut juga terus memburuk dalam beberapa hari ke belakang, jelas Min Chung-ki, mantan ajudannya itu.

Baca Juga: Disebut Gundul oleh Anies Baswedan, Deddy Corbuzier: Kok Jadi Nyerang Saya, Saya Kan Tanya Baik-baik

Min menambahkan bahwa mantan Presiden Chun Doo Hwan meninggal di kediamannya di Seoul dini hari dan jenazahnya akan dipindahkan ke rumah sakit di kemudian hari.

Diketahui, Chun Doo Hwan dikenal sebagai presiden Korea Selatan yang memimpin pemerintahannya dengan tangan besi menyusul kudeta militer 1979, yang mana memicu protes demokrasi skala besar.

Seorang mantan komandan militer, Chun Doo Hwan memimpin pembantaian tentara Gwangju tahun 1980 terhadap demonstran pro-demokrasi, sebuah kejahatan yang kemudian dirinya dihukum dan menerima hukuman mati namun diringankan.

Kematiannya terjadi sekitar sebulan setelah co-konspirator kudeta dan menggantikan Presiden Roh Tae-woo yang memainkan peran penting namun kontroversial dalam transisi negara yang bermasalah menuju demokrasi. Ia meninggal dalam usia 88 tahun.

Baca Juga: Ditanya Deddy Corbuzier Soal Kadrun, Anies Baswedan: Harusnya Tanya Sama yang Nyebutin

Selama persidangan pada pertengahan 1990-an, Chun Doo Hwan dengan lugas membela kudeta yang diperlukan untuk menyelamatkan negara dari krisis politik dan membantah mengirim pasukan ke Gwangju.

"Jika situasi yang sama terjadi, saya yakin saya akan mengambil tindakan yang sama," ujar Chun di pengadilan dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Independent.

Chun Doo Hwan lahir pada 6 Maret 1931, di Yulgok-myeon, sebuah desa pertanian miskin di daerah tenggara Hapcheon, selama pemerintahan Jepang atas Korea.

Dia bergabung dengan militer setelah lulus dari sekolah menengah. Kemudian naik pangkat hingga menjadi komandan pada tahun 1979.

Baca Juga: Terungkap Wanita Pemaki Ibu Arteria Dahlan adalah Istri Brigjen Zamroni, Mustofa Nahrawardaya: Menang Siapa?

Mengambil alih penyelidikan pembunuhan Presiden Park Chung-hee di tahun yang sama, Chun merayu sekutu militer kunci dan mendapatkan kendali badan intelijen Korea Selatan untuk memimpin kudeta 12 Desember.

Delapan tahun masa pemerintahan Presiden Chun di Gedung Biru kepresidenan Korea Selatan ditandai dengan kebrutalan dan represi politik.

Namun di sisi lain, dalam masa pemerintahan Presiden Chun juga ditandai dengan meningkatnya kemakmuran ekonomi bagi Korea Selatan.

Presiden Chun Doo Hwan mengundurkan diri dari jabatannya di tengah gerakan demokrasi nasional yang dipimpin mahasiswa pada tahun 1987 menuntut sistem pemilihan langsung.

Baca Juga: Wanita yang Maki Ibu Arteria Dahlan Ternyata Istri Eks Ajudan Wapres, Refly: Dia Sial, Hadapi Partai Berkuasa

Pada tahun 1995, ia didakwa tuduhan pemberontakan, pengkhianatan dan ditangkap setelah menolak untuk hadir di kantor kejaksaan serta melarikan diri ke kampung halamannya.

Dalam persidangan itu, Presiden Chun dinyatakan bersalah atas pemberontakan, pengkhianatan, dan penyuapan. Dalam putusannya, hakim menyebutkan bahwa naiknya Chun menjadi presiden melalui cara ilegal.

Chun dijatuhi hukuman mati. Namun Pengadilan Tinggi Seoul mengabulkan keringanan hukuman karena jasanya pada perkembangan ekonomi di Korea Selatan.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: The Independent

Tags

Terkini

Terpopuler