Kazakhstan Memanas, Ribuan Rakyat Demo Gulingkan Pemerintahan

6 Januari 2022, 15:13 WIB
Kondisi di Kazakhstan memanas buntut aksi masyarakat di negara tersebut melakukan demo untuk menggulingkan pemerintahan. /REUTERS/Pavel Mikheyev./

PR DEPOK – Situasi pemerintahan Kazakhstan dikabarkan kurang stabil usai aksi demo ribuan rakyat beberapa waktu lalu.

Ribuan demonstran turun ke jalan dan menyerukan kemarahan kepada pemerintahan Kazakhstan atas sejumlah kebijakan.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Vocket, Kazakztan memang terpantau sudah mengalami krisis sudah sejak lama.

Baca Juga: Doddy Sudrajat Tuntut Fuji Minta Maaf Depan Publik, Haji Faisal: Saya Bingung, Jangan-Jangan Ini Editan!

Menurut New York Times, situasi Kazakhstan saat ini merupakan tantangan besar bagi pemerintah dan mengancam stabilitas kawasan yang mulai goyah sejak Rusia dan Amerika Serikat berebut pengaruh di sana.

Kemarahan rakyat Kazakhstan boleh dikatakan memuncak ketika pemerintah bertindak menaikkan harga BBM.

Akan tetapi, akar masalah mulai tumbuh seiring kemarahan rakyat Kazakhstan atas berbagai kesenjangan sosial dan ekonomi.

Baca Juga: Dugaan Penistaan Agama Berlanjut ke Ranah Hukum, Ini Kata Ferdinand Hutahaean

Belum lagi situasi Kazakhstan semakin diperburuk oleh situasi epidemi dan kurangnya demokrasi yang kerap disuarakan pemerintah.

Rakyat Kazakhstan juga mengkritik praktik korupsi yang telah menjadi budaya, sehingga kekayaan negara terkonsentrasi di kalangan elit politik.

Dalam kesempatan itu, rakyat Kazakhstan juga memprotes mantan Presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev yang telah lama memerintah negara itu.

Setelah mengundurkan diri sebagai presiden, ia pun diangkat menjadi kepala Dewan Keamanan Nasional Kazakhstan.

Baca Juga: Ke Mendag Lutfi, Susi Pudjiastuti Pertanyakan Kata 'Terjangkau' Soal Minyak Goreng: Maksudnya Pak Menteri?

Akan tetapi, rakyat Kazakhstan turut mendesaknya untuk mundur dan mengakhiri kekuasaannya selama tiga dekade.

Pengunjuk rasa tidak hanya menuntut penurunan harga BBM. Namun mereka juga ingin hak-hak mereka sebagai warga negara diperluas.

Adapun tuntutan mereka di antaranya mengubah sistem pemilihan langsung para pemimpin provinsi Kazakhstan daripada sistem penunjukan yang ada.

Dengan kata lain, para demonstran menuntut penghapusan kekuatan politik yang telah memerintah negara itu tanpa perlawanan besar sejak memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet pada tahun 1991.

Baca Juga: Jangan Sampai Ketinggalan, Akun Pembuatan Kartu Prakerja Sudah Kembali Dibuka, Ini Cara Daftarnya

Sementara itu, Presiden Kazakh Kassym-Jomart Tokayev telah menerima pengunduran diri semua anggota kabinet.

Tokayev juga telah mengumumkan keadaan darurat di Almaty dan provinsi penghasil minyak Mangistau.

Ia menyalahkan bahwa orang dalam dan orang luar yang bertanggung jawab melawan para demonstran dengan pemerintah.

Terpantau beberapa video di media sosial, sejak Rabu silam rakyat Kazakhstan mulai menyerbu gedung utama pemerintah di Almaty.

Baca Juga: Panik Anang Tiba-tiba Keluar Darah saat Tidur, Ashanty Hampir Pingsan: Aku Lihatnya Nggak Kuat

Beberapa pengunjuk rasa juga terlihat membakar kendaraan polisi, serta cabang provinsi partai Nur Otan yang bertanggung jawab untuk mengatur negara.

Pemerintah Kazakhstan sejauh ini berusaha menenangkan situasi dengan memblokir situs dan aplikasi jejaring sosial, antara lain Facebook, WhatsApp, dan Telegram.

Akan tetapi, pemerintah terkesan terlambat untuk menghilangkan ketidakpuasan rakyat Kazakhstan dan pemilihan baru diperkirakan akan berlangsung dalam waktu dekat.

Sebagai informasi, Kazakhstan adalah pusat minyak, gas, dan logam. Negara ini terletak di tengah Rusia dan Cina.

Baca Juga: Valentino Rossi Batal Balapan Gulf 12 Hours karena Terlibat Kontak dengan Penderita Covid-19

Kazakhstan merupakan salah satu negara terbesar di dunia, lebih besar dari sisa Eropa Barat, dengan populasi hanya 19 juta.

Negara ini dianggap oleh Presiden Vladimir V. Putin sebagai saudara kembar Rusia dan Moskow yakin mereka masih memiliki pengaruh di sana.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: The Vocket

Tags

Terkini

Terpopuler