Intip Budaya Tradisional Korea: 2 Cara Bertahan pada Musim Dingin Sebelum Adanya Listrik

10 Januari 2022, 06:30 WIB
Ilustrasi Korea. /Pixabay

PR DEPOK - Musim dingin di Korea bisa sangat sulit dengan suhu terkadang turun hingga di bawah minus 10 derajat Celcius.

Musim dingin dulunya lebih lama terjadi di Semenanjung Korea. 

Suhu rata-rata tahunan selama tiga dekade terakhir antara 1991 dan 2020 naik 1,6 derajat, dibandingkan antara 1912 dan 1940.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun Bilqis yang ke-8, Ayu Ting Ting Berikan sang Putri Hadiah Idaman Para ARMY BTS

Seoul mengalami hari terdingin dalam 35 tahun pada Januari tahun lalu.

Suhu terendah di Seoul pernah mencapai minus 18,6 derajat Celcius. 

Menurut Administrasi Meteorologi Korea, beberapa bagian kota, seperti Nowon-gu dan Eunpyeong-gu mencatat suhu terendah masing-masing minus 21,7 dan 22,6 derajat Celcius.

Baca Juga: Baim Wong Berikan Motor kepada Seorang Ibu Petugas Kebersihan Korban Begal di Medan

Pada generasi sebelumnya, mereka hidup tanpa pemanas sentral dan pemanas listrik.

Masyarakat pertanian  tradisional Korea di masa lalu, mereka tidak bergerak sepanjang hari seperti yang dilakukan sekarang. 

Selama musim dingin, orang-orang mengandalkan makanan dan pekerjaan yang mereka lakukan selama musim lainnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Karier dan Keuangan Senin, 10 Januari 2022: Pisces Kesempatan Baru akan Muncul

Kemudian mereka  menghabiskan banyak waktu di rumah dan di desa.

Sebelum adanya listrik, orang Korea menggunakan beberapa teknik tradisional untuk menghangatkan tubuh pada saat musim dingin di Korea.

Dilansir oleh PikiranRakyat-Depok.com dari laman Korea Herald, berikut dua cara generasi sebelumnya bertahan di musim dingin yang panjang.

Baca Juga: Link Nonton Anime Attack on Titan: Final Season Part 2 Episode 1 Sub Indo

1. Ondol 

Ondol merupakan sistem pemanas lantai tradisional Korea.

Mereka tinggal di Hanok, rumah tradisional Korea yang dingin dan sangat rentan terhadap angin dingin yang datang dari luar. 

Mereka akan membakar kayu di agungi (tungku Korea) agar ondol (pemanas di bawah lantai) tetap hangat untuk mengatasi hawa dingin di luar rumah.

Baca Juga: Doddy Sudrajat Ditawari Uang Rp100 Juta, Pengacara Kim Hawt: Sudahi Seluruh Kegaduhan Ini, Saya Beri Cash!

Karena pohon sulit didapat, mereka terkadang harus merebus air di gamasot atau panci besar yang digunakan dalam masakan Korea.

Kemudian setelah masa Perang Korea, sistem pemanasnya  masih menggunakan teknik tradisional, terutama di wilayah pedesaan.

Ondol bukanlah penemuan Korea, tetapi telah menjadi bagian integral dari gaya hidup Korea sejak Dinasti Joseon yang dimulai pada tahun 1392.

Baca Juga: Jadwal Acara SCTV 10 Januari 2022: Love Story The Series Tayang Pukul 17.45 WIB

Menurut sejarawan Korea awal abad ke-20, Son Jin-tae bahwa orang Korea adalah mereka yang lahir, dibesarkan dan meninggal di ondol.

Isabella Bird Bishop, seorang penulis Inggris abad ke-19 yang sering bepergian ke seluruh Korea mengatakan bahwa terlalu panas untuk tidur selama dia tinggal di sebuah penginapan.

Dalam bukunya “Korea and her Neighbours” yang diterbitkan pada tahun 1898, Isabella menulis, “Ruangan itu selalu kepanasan karena api poni.

"Dari 80° hingga 85° adalah suhu biasa, tetapi seringkali lebih dari 92°."

Baca Juga: Pemilik Akun Fahmi Herbal Meminta Maaf, Henry Subiakto: UU ITE Tetap Diperlukan tuk Jaga Perilaku Netizen

Isabella selalu menghabiskan satu malam yang panas duduk di depan pintu  karena suhu di dalam penginapan 105 derajat di dalam. 

Tungku pemanas inilah yang memanaskan lantai dan tubuh para penduduk Korea masa itu dengan nyaman.

Sistem pemanas lantai modern yang dipasang di hampir semua rumah Korea sekarang berakar pada ondol kuno ini menggunakan tungku pembakaran kayu.

Sistem pemanas yang digunakan di gedung apartemen dan rumah modern saat ini pada dasarnya adalah ondol.

Baca Juga: Bahas Presidential Threshold Bersama Fadli Zon, Jimly Asshiddiqie: Kalau untuk Capres, Tidak Perlu Pakai

2. Nubi (Teknik Quilting)

Nubi merupakan seni merajut dengan pengaruh spiritual.

Nubi adalah teknik quilting di Korea yang digunakan untuk menghangatkan tubuh.

Quilting tradisional menggunakan bahan menjahit seperti kapas menjadi pakaian dan kain.

Nubi digunakan untuk membantu melindungi dari cuaca dingin.

Menurut catatan sejarah bahwa nubi menjadi lebih umum dilakukan setelah kapas diperkenalkan di negara itu berkat Mun Ik-jeom, seorang politisi Kerajaan Goryeo.***

Editor: Imas Solihah

Sumber: Korea Herald

Tags

Terkini

Terpopuler