Bahas Presidential Threshold Bersama Fadli Zon, Jimly Asshiddiqie: Kalau untuk Capres, Tidak Perlu Pakai

- 9 Januari 2022, 19:03 WIB
Mantan Ketua MK, Jimly Asshiddiqie.
Mantan Ketua MK, Jimly Asshiddiqie. /Katriana/Antara.

PR DEPOK - Soal Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 2024 mendatang, belakangan mulai ramai diperbincangkan terutama mengenai presidential threshold.

Bahkan, tidak sedikit 'otak-atik' aturan presidential threshold jelang Pemilu 2024 kembali ramai disinggung oleh partai politik yang ada di parlemen.

Terkait hal itu, anggota DPR RI Fadli Zon membahasnya dalam sebuah perbincangan bersama Prof Jimly Asshiddqie, dalam sebuah rekaman video yang unggah di channel YouTube.

Baca Juga: Raffi Ahmad Kesal Sayuran di Rumah Habis, Suami Nagita Slavina Semprot Lala: Banyakan Pacaran nih

Seperti dirangkum PikiranRakyat-Depok.com dari channel YouTube @Fadli Zon Official, pada Minggu 9 Januari 2022, Fadli Zon yang juga politisi Partai Gerindra ini menceritakan secara singkat profil Jimly Asshiddiqie.

Di mata Fadli Zon, sosok Bang Jimly (begitu Fadli Zon, biasa menyapanya), telah dia kenal sejak Fadli Zon masih kelas 1 SMA, setelah itu keakrabannya terus berlanjut hingga sekarang.

Dalam perbincangan itu Fadli Zon, mengatakan, belakangan ini ramai diskursus tentang presidential threshold 20 persen, namun ada juga permintaan nol persen.

Baca Juga: Anies Baswedan Disebut Paling Berpeluang Jadi Presiden RI, Refly Harun: 2024 Waktu yang Matang Baginya

Kemudian dijelasakan oleh Jimly Asshiddiqie, bahwa secara normatif dari sejak dulu dirinya perpendapat bahwa sistem presidential threshold semestinya sudah tidak ada.

"Kalau untuk parlementary threshold (keharusan) bagi partai untuk konsolidasi demokrasi. Tetapi kalau untuk Capres, tidak perlu pakai threshold," terangnya.

Dia pun mencontoh tentang sistem Pilpres di Rusia yang tidak ada sistem presiden threshold, meskipun calon presiden yang akan dipilih telah/pernah menjadi presiden beberapa periode, tuturnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Karier dan Keuangan Senin, 10 Januari 2022: Gemini Alami Keberuntungan dalam Usaha

"Jadi orang yang populer, yang disukai oleh rakyatnya yang kita pilih aja. Tanpa harus menjegal atau menghalangi Capres lainnya," ujar Jimly Asshiddiqie.

Dikatakannya Indonesia sudah terlalu beraneka ragam realitas kekuatan politiknya. Menurut dia, sebaiknya disalurkan aspirasi rakyat untuk memilih calon pemimpin.

"Toh yang dipilihnya cuma satu kok," ucap Jimly Asshiddiqie.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: YouTube Fadli Zon Official


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x