Belum Usai, Ilmuwan di Siprus Kini Temukan Varian Baru Covid-19 Deltacron, Gabungan Strain Delta dan Omicron

10 Januari 2022, 10:16 WIB
Ilustrasi mutasi virus Covid-19 baru, varian Deltacron. /Geralt/Pixabay. /

PR DEPOK - Setelah terjadi kurang lebih dua tahun lamanya, pandemi Covid-19 tampaknya kini belum juga selesai.

Pasalnya, ilmuwan asal Siprus baru-baru ini dikabarkan telah menemukan varian baru Covid-19 yang dinamai Deltacron.

Varian baru Covid-19 tersebut diketahui merupakan gabungan dari varian Delta yang ditemukan di India dan Omicron dari Afrika Selatan.

Baca Juga: Sebut Zikri Daulay Ingatkan Dirinya Tentang Penampilan, Ayu Aulia: Aku sih Pengen Berubah Lebih Baik

Profesor Ilmu Biologi dari University of Cyprus, Leondios Kostrikis yang menjuluki varian baru Deltacron, karena melihat adanya kesamaan genetik Omicron dalam Delta.

"Ada koinfeksi Omicron dan Delta saat ini, dan kami menemukan strain ini merupakan kombinasi dari keduanya," kata Leondios Kontrikis seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Newsweek pada Senin, 10 Januari 2022.

Leondios Kontrikis pun masih penasaran terkait varian Deltacron ini yang barangkali lebih menular dibanding sebelumnya.

Baca Juga: Jelang Hadapi Bali United, Persib Dapat Kabar Buruk Sekaligus Kabar Baik

Namun ia masih meyakini bahwa varian Omicron yang sangat menular masih menjadi varian yang dominan saat ini.

Kemudian para peneliti dikabarkan telah mengirimkan temuan mereka ke pusat berbagai data yang melacak virus, GISAID.

Beberapa ahli bahkan menilai bahwa kasus dari varian Deltacron kemungkinan merupakan kontaminasi laboratorium atau koinfeksi Delta dan Omicron.

Baca Juga: Dituduh Memihak Usai Buat Pernyataan 'Jangan Mendewakan Gala Sky', Denny Sumargo: Gue Bukan Suporter

Ahli Virologi asal Imperial College London, Dr. Tom Peacock juga berpendapat, urutan Deltacron yang dilaporkan dari Siprus dan diberitakan media-media besar itu adalah kontaminasi.

Menurutnya, kontaminasi memang biasa terjadi ketika varian baru diurutkan di laboratorium.

Bahkan ia mengungkapkan pada akhir bulan lalu bahwa setiap dugaan strain baru harus dideteksi di beberapa laboratorium sebelum diklasifikasikan.

Baca Juga: Ridwan Kamil Angkat Bicara Terkait Capres 2024: Impian Ada Tapi kan Harus Realistis

Maka dari itu, ia cukup ragu dengan waktu penemuan strain tersebut lantaran rekombinan sejati, cenderung tidak muncul sampai beberapa minggu atau bulan setelah ada banyak varian yang beredar bersama.

"Kita baru beberapa minggu memasuki Omicron - saya benar-benar ragu ada rekombinan (yang lazim)," ucap Dr. Tom Peacock dalam tulisannya pada 28 Desember 2021 lalu.***

Editor: Wulandari Noor

Sumber: Newsweek

Tags

Terkini

Terpopuler