Erdogan Tawarkan Diri Menjadi Penengah dari Ketegangan Rusia-Ukraina, Siap Terbang ke Kyiv

3 Februari 2022, 14:13 WIB
Presiden Turki, Erdogan, mengatakan bahwa ia siap terbang ke Kyiv di Ukraina untuk menengahi ketegangan antara Rusia dan negara itu. /REUTERS/Eduardo Munoz

PR DEPOK - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, berencana akan terbang menuju Kyiv pada hari Kamis ini.

Erdogan sendiri menawarkan diri untuk menjadi penengah (mediator) dari ketegangan yang sedang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Erdogan juga bergabung bersama dengan pemimpin luar negeri lainnya untuk memberikan dukungan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.

Baca Juga: Oki Setiana Dewi Jadi Sorotan, Cuplikan Video Ceramahnya Soal KDRT Viral di Media Sosial

Selain itu, Erdogan memberikan dukungan pada misi lainnya untuk menandatangani kesepakatan perdagangan bebas.

Sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari The Guardian, Turki yang juga masuk sebagai keanggotaan NATO sering mendapatkan teguran karena keputusannya dalam membeli sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia.

Oleh karena itu menjadi pertimbangan yang sulit bagi Erdogan untuk menunjukkan dukungan diplomatik yang kuat bagi Ukraina agar tidak merusak hubungan jangan panjang dengan Rusia.

Baca Juga: Oki Setiana Dewi Dapat Banyak Kecaman Publik Usai Video Ceramahnya Viral, Dianggap Menormalisasi KDRT

Sebagai tanda pentingnya kunjungan itu, Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional AS, dan Ibrahim Kalin, kepala penasihat presiden Turki, berbicara tentang komitmen mereka untuk "mencegah agresi Rusia terhadap Ukraina".

Sementara proposal mediasi Erdogan belum diambil oleh Rusia.

Di sisi lain sepertinya pemimpin Rusia tampaknya lebih percaya untuk menyelesaikan konflik Ukraina.

Baca Juga: Soroti Hilangnya Sebagian Fosil di Waduk Saguling, Susi Pudjiastuti: Barang-barang Bersejarah Harus Dijaga

Melalui pembicaraan bilateral langsung di Gedung Putih, daripada melalui pihak ketiga mana pun.

Putin pun sempat mengkritik Turki pada tahun lalu karena menjual drone Bayraktar TB2 ke tentara Ukraina.

Karena drone tersebut merupakan senjata modern yang cukup baik untuk menjaga keseimbangan militer dengan pasukan Rusia.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler