Ilmuwan Sebut Darah dari Llama Bisa Jadi Vaksin Virus Corona

20 April 2020, 20:50 WIB
Llama (Lama glama) adalah hewan peliharaan dari Amerika Selatan. Mereka berasal dari keluarga yang sama dengan unta, tetapi mereka tidak memiliki punuk /Daily Star

PIKIRAN RAKYAT - Pandemi Virus Corona yang menular dari hewan ke manusia membuat para ilmuwan percaya bahwa vaksin mungkin akan segara ditemukan dari hewan juga.

Saat ini para peneliti medis sedang berupaya untuk mencari penawar virus yang telah menginfeksi 2,4 juta penduduk Bumi.

Berita baik muncul dari sebuah Universitas di Belgia yang tengah menemukan jalan baru dalam pembuatan vaksin.

Baca Juga: Ribuan Ojek Pangkalan dan Sopir di Depok Dapat Bantuan Rp 600.000, Besok Cair Lewat ATM

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs Daily Star, pada Senin, 20 April 2020, para peneliti dari Vlaams Institute for Biotechnology di Ghent, Belgia, telah menemukan antibodi dalam darah Ilmma yang mereka pikir dapat membantu menetralkan virus.

Antibodi serupa yang berasal dari darah llama telah terbukti efektif di masa lalu untuk menawar virus MERS dan SARS-kerabat dekat COVID-19.

Antibodi yang ditemukan dalam hewan llama, jauh lebih kecil daripada antibodi pada manusia, yang memungkinkan untuk meningkatkan pengembangan yang disebut oleh ahli virologi teknologi nanobody sebagai penggunaan molekul kecil untuk mengantar obat sampai ke virus mikroskopis secara tetap sasaran.

Baca Juga: Waspadai Bahaya Smartphone Pinky dan Osteoartritis pada Jari Akibat Terlalu Lama Chatting

Studi lain mengatakan, berdasarkan penelitian di Korea Selatan, hasil menunjukkan hewan musang juga dianggap sebagai jawabannya.

Kemudian, sebuah penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal Cell Host & Microbe, mengatakan bahwa virus corona memiliki efek yang sangat mirip yang terjadi pada ferret (musang kecil) dengan yang terjadi pada manusia.

Studi tersebut menyatakan bahwa musang bisa menjadi "alat yang potensial untuk mengevaluasi kemanjuran obat virus corona dan vaksin pencegahan".

Baca Juga: Mahasiswi Ciptakan Masker Transparan, Mudahkan Kaum Tunarungu Berkomunikasi

Penelitian selanjutnya menyebutkan bahwa respons hamster di Suriah terhadap infeksi virus corona "sangat mirip dengan efek infeksi saluran pernapasan pada manusia", menurut para peneliti dari Hong Kong University.

Dikutip dari majalah Science, bahwa ada delapan hamster yang terinfeksi virus, "kehilangan berat badan, lesu,menumbuhkan bulu yang acak, postur membungkuk, dan napas tak teratur".

Berkat penelitian tersebut, hamster bisa menjadi salah satu ladang subur dalam pengujian vaksin.

Baca Juga: Simak Cara Sterilisasi Masker N95, Bisa Digunakan Hingga Tiga Kali

Sementara itu di Australia, sebuah laboratorium penelitian telah mengumumkan bahwa vaksin yang memungkinkan bisa menjadi penawar virus corona elah memasuki tahap pengujian.

Nucleus Network mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan bersama-sama mengadakan uji coba dengan Novavax, sebuah perusahaan bio-tech yang berbasis di Amerika Serikat (AS).

“Nucleus memiliki sejarah yang kaya akan uji coba vaksin Fase 1, dan rekam jejak yang lama dengan Novavax; kami berada dalam posisi yang baik untuk mengimplementasikan pengujian cepat dengan uji coba pertama pada manusia dalam beberapa minggu mendatang.” kata Cameron Johnson, Chief Executive Officer dari Nucleus Network.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Daily Star

Tags

Terkini

Terpopuler