Jadikan Simpanse Petugas Disinfeksi, Kebun Binatang Thailand Dikecam

25 April 2020, 21:00 WIB
Kera yang dijadikan sebagai petugas disinfeksi di tengah pandemi virus corona di kebun binatang Thailand /Daily Star

PIKIRAN RAKYAT - Kebun binatang di Thailand mendapat kecaman karena merias simpanse dan mempekerjakannya sebagai petugas disinfeksi untuk menyemprotkan disinfektan dari sepeda.

Pihak berwenang Thailand menuntut pihak pengelola Kebun Binatang Samutprakarn, di Provinsi Samur Prakan untuk menghentikan eksploitasi hewan, karena dapat memicu reaksi publik yang besar.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Daily Star Sabtu, 25 April 2020, awal kasus ini terendus sejak pekan lalu, ketika sebuah rekaman video simpanse dari kebun binatang itu viral di media sosial.

Baca Juga: RSUI Diklaim Mampu Tes Swab 100 Sampel per Hari, Warga Depok Gratis dengan Syarat

Dalam video itu, terlihat seekor simpanse berusia enam tahun memakai pakaian Hawaii dan masker wajah sedang bersepeda berkeliling dengan tabung disinfektan di belakangnya.

Cairan antibakteri itu disemprotkan dari belakang sepeda sementara simpanse fokus berkeliling, di sana juga terdapat selang untuk memudahkan menyemprot pagar.

Menteri Lingkungan Hidup Varawuth Silpa-archa mengunjungi kebun binatang tempat simpanse itu tinggal pada Selasa, 21 April 2020 untuk memerintahkan pemiliknya menghentikan eksploitasi primata tersebut.

Baca Juga: Gunakan Tabungan Sendiri, Dua Anak Vietnam Sumbang 20.000 Masker ke Inggris

Kebun binatang di Thailand kerap menuai kontroversi dalam beberapa tahun terakhir oleh keluhan dan laporan masyarakat tentang maraknya perlakuan buruk terhadap hewan.

Pada tahun 2018, kebun binatang itu menuai banyak kritikan ketika sepasang gajah kurus terlihat sedang melakukan atraksi di tempat keramaian.

Departemen Taman Nasional, Satwa Liar dan Konservasi Tumbuhan Thailand (PETA) melakukan intervensi untuk meminta hewan-hewan itu diizinkan untuk beristirahat sampai kesehatan mereka pulih.

Baca Juga: Bantu Penanganan Virus Corona, Tentara Inggris Gunakan Obat Nyamuk untuk Lindungi Dirinya

PETA telah menegur keras kebun binatang itu beberapa tahun sebelumnya karena kekejamannya terhadap gajah dan binatang buas lainnya. Pihaknya juga menyerukan boikot global terhadap kebung binatang bermasalah ini.

Wakil Presiden PETA dalam Kampanye Internasional, Jason Baker mengatakan pada tahun 2019.

"PETA menyerukan kepada para wisatawan di seluruh dunia untuk menjauh dari fasilitas apa pun yang menghukum binatang liar ke dalam kehidupan yang penuh kekerasan dan perampasan hak hidup hewan," katanya.

Baca Juga: Mohammad Idris Minta Warga Depok Tidak Ngabuburit Jelang Berbuka di Tengah Pandemi

Kebun binatang itu juga memiliki kasus yang menimpa seekor kuda pada tahun 2018, yang memperihatkan kuda yang tak terurus dan kurang gizi.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Daily Star

Tags

Terkini

Terpopuler