Korea Selatan akan Mulai Berikan Dosis Keempat Vaksin Covid-19 di Tengah Lonjakan Omicron

14 Februari 2022, 20:30 WIB
Ilustrasi Korea Selatan yang akan segera memberika vaksin Covid-19 dosis keempat. //Pixabay// HeungSoon 

PR DEPOK - Korea Selatan akan mulai memberikan dosis keempat vaksin Covid-19 pada akhir bulan ini.

Tak hanya itu, Korea Selatan juga akan memasok jutaan alat uji rumah tambahan untuk mengurangi kekurangan di tengah lonjakan infeksi Omicron.

Lonjakan Omicron telah mendorong kasus harian ke rekor tertinggi, tetapi angka orang yang telah mendapatkan vaksin Covid-19 semakin meluas.

Baca Juga: Alami Lonjakan, Sindrom Patah Hati Terus Meningkat selama Pandemi Covid-19

Menurut pihak berwenang, suntikan booster vaksin Covid-19 pertama yang diterima oleh lebih dari 57 persen 52 juta populasi telah membantu untuk membatasi kematian dan infeksi serius.

Kelompok berisiko tinggi akan menjadi yang pertama mendapatkan dosis keempat, pada dasarnya suntikan penguat kedua, Menteri Kesehatan Kwon Deok-cheol mengatakan pada pertemuan tanggapan Covid-19.

"Kami berencana untuk memberikan suntikan keempat kepada mereka yang tinggal di panti jompo dan fasilitas perawatan dan orang lain dengan imunisasi yang menurun, mengingat peningkatan infeksi baru-baru ini di antara orang berusia 60 atau lebih," katanya, seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.

Baca Juga: Sinopsis Film Crazy Rich Asians: Kisah Cinta Beda Kasta Tayang Malam Ini di Bioskop Trans TV

Setidaknya 44,22 juta orang, atau 86,2 persen dari populasi, dianggap telah divaksinasi lengkap.

Sebanyak 54.619 kasus baru pada Minggu menjadikan penghitungan infeksi menjadi 1.405.246, kata Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).

Penerima suntikan keempat akan mencakup sekitar 500.000 orang berusia 18 tahun atau lebih yang tinggal atau bekerja di pusat perawatan, dan 1,3 juta lainnya yang mengalami gangguan kekebalan, direktur KDCA Jeong Eun-kyeong mengatakan pada pengarahan terpisah.

Baca Juga: Pembalap MotoGP Keluhkan Sirkuit Mandalika, Mustofa: Mohon Dimaafkan

Orang-orang di luar kelompok ini belum disarankan untuk menerima vaksinasi tambahan.

Ketika varian Omicron dari Covid-19 menjadi dominan bulan lalu, pemerintah mulai membatasi tes reaksi berantai polimerase (PCR) gratis kepada mereka yang berada dalam kelompok berisiko tinggi.

Yang lain harus terlebih dahulu melakukan tes antigen cepat menggunakan kit yang dijual di toko, atau ditawarkan secara gratis oleh pusat kesehatan masyarakat.

Baca Juga: Eks Kapolres Purworejo Sebut Zikir 'Hasbunallah' untuk Perang, Fadli Zon: Ini Contoh Mindset Islamophobia!

Pada Minggu, pihak berwenang memberlakukan periode penjatahan tiga minggu pada alat tes untuk digunakan di rumah, dengan membatasi penjualan online serta pembelian apotek hingga lima untuk satu orang di satu lokasi.

Namun, jumlah total yang tersedia untuk dibeli tidak akan dibatasi, kata pihak berwenang, karena mereka yakin stok akan memadai tanpa adanya penimbunan besar.

Kwon mengatakan sekitar 30 juta alat tes mandiri tambahan akan dipasok secara nasional bulan ini untuk menghilangkan kekhawatiran tentang kekurangan.

Pemerintah telah mengatakan pihaknya berencana untuk menyediakan 190 juta alat tes mandiri untuk bulan Maret, lebih dari dua kali lipat pasokan pada bulan Februari.

Baca Juga: Update Covid-19 Indonesia 14 Februari 2022: Jumlah Kasus Corona Baru per Hari Ini Sebesar 36.501

Majelis Nasional mengeluarkan undang-undang pada hari Senin untuk memungkinkan pasien Covid-19 memberikan suara mereka dalam pemilihan presiden 9 Maret.

Amandemen Undang-Undang Pemilihan Pejabat Publik datang ketika para pejabat mengeksplorasi bagaimana mencegah potensi gangguan terkait Covid-19 sambil memastikan hak setiap orang untuk memilih.

Aturan yang ada secara efektif melarang orang yang didiagnosis dengan penyakit menular setelah periode pemungutan suara awal 4 Maret hingga 5 Maret karena kebijakan isolasi wajib.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler