Studi Baru: Antibodi Menjadi Lebih Tangguh terhadap Covid-19 setelah Enam Bulan Vaksinasi

16 Februari 2022, 17:40 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19 yang membuat antibodi lebih tangguh. /Humas Setkab/

PR DEPOK - Sebuah studi baru mengungkapkan, antibodi yang diproduksi oleh sel kekebalan menjadi lebih tangguh terhadap Covid-19 setidaknya enam bulan setelah vaksinasi Covid-19.

Para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di AS menilai respons antibodi terhadap vaksin Covid-18 Pfizer-BioNTech secara rinci pada manusia.

Temuan dari studi baru yang diterbitkan pada hari Selasa di jurnal Nature, menunjukkan terdapat penurunan tingkat antibodi pada bulan-bulan setelah vaksinasi terutama mewakili pergeseran ke respon imun yang berkelanjutan.

Baca Juga: Joe Biden Desak Rusia Hentikan Invasi di Ukraina dan Siapkan Sanksi 'Menyakitkan'

Para peneliti juga mencatat bahwa bahkan tingkat antibodi yang cukup rendah akan terus memberikan perlindungan terhadap penyakit, selama virus tidak berubah.

“Jika virus tidak berubah, kebanyakan orang yang mendapat dua dosis vaksin ini akan berada dalam kondisi yang sangat baik,” kata penulis studi senior Ali Ellebedy, seorang profesor di Universitas Washington.

Lebih lanjut menurutnya, respons antibodi yang mereka lihat persis seperti yang diharapkan dari respons imun yang kuat.

Baca Juga: Sempat Picu Perdebatan, Dorce Gamalama Akhirnya Dimakamkan sebagai Laki-Laki

"Kami tidak pernah berpikir bahwa enam bulan setelah injeksi kedua, banyak orang masih akan secara aktif meningkatkan kualitas antibodi mereka," kata Ellebedy.

Para peneliti mengumpulkan darah dari 42 peserta dan sampel kelenjar getah bening dari 15 peserta sebelum setiap orang menerima dosis pertama vaksin Covid-19 Pfizer dan pada minggu ketiga, empat, lima, tujuh, 15 dan 29 sesudahnya.

Mereka juga memperoleh sampel sumsum tulang dari 11 peserta 29 dan 40 minggu setelah dosis vaksin pertama.

Delapan orang memberikan ketiga jenis sampel, memungkinkan para peneliti untuk melacak perkembangan respons antibodi dari waktu ke waktu dalam individu-individu tersebut.

Baca Juga: Menantu Donald Trump Masuk Daftar Nominasi Penghargaan Nobel Perdamaian, Jared Kushner: Terima Kasih

Para peneliti menemukan bahwa sel B, keluarga sel kekebalan yang menghasilkan antibodi, yang ditargetkan terhadap SARS-CoV-2 bertahan di pusat germinal semua peserta selama berbulan-bulan.

Bahkan enam bulan setelah vaksinasi, 10 dari 15 orang masih memiliki sel B di pusat germinal mereka yang berada kamp pelatihan, di mana sel B dilatih untuk membuat antibodi dengan kualitas yang semakin baik.

Semakin banyak waktu yang dihabiskan sel B di pusat germinal, semakin kuat antibodi mereka.

Pusat germinal diperkirakan hanya bertahan beberapa minggu, jadi menemukan kamp pelatihan ini masih melatih sel B di sebagian besar orang begitu lama setelah vaksinasi adalah kejutan, kata Ellebedy.

Baca Juga: Tanggapi Polemik Wayang Haram oleh Ustaz Khalid Basalamah, Fadli Zon Singgung Beda Pendapat Itu Wajar

Ini menunjukkan respons antibodi kuat yang terus matang dan membaik, katanya.

Enam bulan setelah vaksinasi, antibodi terasa lebih baik daripada di awal, kata mereka.

Dalam satu rangkaian percobaan, para peneliti menemukan bahwa hanya 20 persen antibodi awal yang terikat pada protein dari virus.

Enam bulan kemudian, hampir 80 persen antibodi dari individu yang sama terikat pada protein virus, kata mereka.

Baca Juga: Doddy Sudrajat Mangkir Usai sang Pengacara Positif Covid-19, Sidang Hak Perwalian Gala Sky Resmi Ditunda

"Ketika Anda melihat antibodi, kuantitas seharusnya tidak menjadi satu-satunya perhatian Anda. Antibodi pada enam bulan mungkin lebih sedikit jumlahnya, tetapi kualitasnya jauh lebih baik," kata Ellebedy.

Namun, para peneliti mencatat bahwa kualitas antibodi diukur terhadap virus asli yang digunakan untuk merancang vaksin.

Jika varian baru cukup berbeda dari aslinya, mungkin bisa lolos dari antibodi yang dulu kuat, tambah mereka.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: NDTV

Tags

Terkini

Terpopuler