Miliki Gejala Mirip, Ilmuwan Menduga Asal Mula Virus Corona Berasal dari Flu Rusia pada 1889

18 Februari 2022, 10:40 WIB
Ilmuwan mulai menduga ada keterkaitan antara virus corona dan flu Rusia. /

PR DEPOK - Sejumlah ilmuwan dunia tengah mencari beberapa contoh yang dapat membantu mereka mengantisipasi virus corona dan membuat pandemi berakhir.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The New York Times, untuk menemukan titik terang dari pandemi virus corona, ilmuwan kini mulai menyelidiki pandemi yang terjadi pada 1889 di Rusia.

Teror penyakit pernapasan diperkirakan terjadi pada Mei 1889 di Bukhara, Rusia yang kemudian dijuluki sebagai flu Rusia yang diduga memiliki kemiripan dengan virus corona.

Baca Juga: Fahri Hamzah Sebut DPR Rapat dengan BUMN Banyak Mudaratnya, Refly Harun: Potensial Terjadinya Kong Kali Kong

Akibat dari teror flu Rusia, virus yang menyerang pernapasan tersebut telah membuat rumah sakit ramai dibanjiri warga.

Tak hanya itu, area lain seperti sekolah dan pabrik juga harus terpaksa ditutup, karena banyaknya yang terkena wabah tersebut persis seperti yang terjadi di pandemi Covid-19.

Sejumlah orang yang terinfeksi flu Rusia pun telah mengalami gejala yang aneh, serupa dengan yang dialami penderita Covid-19, seperti kehilangan indera penciuman dan rasa.

Baca Juga: Dana JHT Biayai APBN dalam Bentuk SUN, Said Didu: Kenapa Uang Pekerja Harus Ditahan?

Selain kehilangan penciuman dan rasa, beberapa pasien yang sembuh juga mengabarkan bahwa mereka lebih mudah lelah yang berkepanjangan.

Namun, pada akhirnya flu Rusia berakhir setelah beberapa tahun kemudian, karena mulai berkurangnya jumlah pasien saat itu, setelah melewati tiga gelombang penyebaran.

Sementara itu, para ilmuwan, ahli virologi, dan sejarawan kedokteran, saat ini mulai bertanya-tanya tentang kesamaan pandemi flu Rusia dan Covid-19 saat ini.

Baca Juga: Wasiat Tak Terlaksana, Denny Darko Justru Ungkap Banyak Doa Dorce Gamalama yang Terwujud

Para ilmuwan bahkan tak ragu menduga jika virus corona berasal dari flu Rusia yang terjadi seabad lalu, karena minimnya data.

"Ada sangat sedikit, hampir tidak ada data pasti (tentang pandemi flu Rusia)," kata Frank Snowden, sejarawan kedokteran asal Amerika Utara.

Ahli Biologi Mokuler, menjelaskan bahwa ada cara untuk memecahkan misteri flu Rusia, dengan menganalisi dari korban flu Rusia yang diawetkan, untuk mencari tahu jenis virus apa itu.

Baca Juga: Program Kartu Prakerja 2022 Gelombang 23 Telah Resmi Dibuka, Begini Cara Daftarnya

Beberapa peneliti juga sedang mencari jaringan tubuh yang diawetkan di museum dan sekolah kedokteran, yang mungkin masih berisi spesimen yang mengapung di cairan pengawet, dan memiliki potongan paru-paru korban flu Rusia.

"Kami sudah lama bertanya-tanya dari mana asal virus corona, apakah pernah ada pandemi virus corona di masa lalu?" kata Dr. Arnold Monto, profesor kesehatan masyarakat, epidemiologi dan kesehatan global di University of Michigan.

Dr. Tom Ewing dari Virginia Tech, juga tengah membantu sejarawan yang telah mempelajari flu Rusia, yang mencari kesamaan dengan pandemi Covid-19 saat ini.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Islam Larang Keras Caci Maki Agama Lain

"Institusi dan tempat kerja tutup karena terlalu banyak orang yang sakit, dokter kewalahan dengan pasien, dan gelombang infeksi, saya akan mengatakan, mungkin (sama dengan pandemi saat ini)," kata Dr. Tom Ewing.

Di sisi lain, pensiunan ahli mikrobiologi Swiss dan editor jurnal Microbial Biotechnology, Dr.Harald Bruessow, berkiblat pada makalah yang diterbitkan pada 2005, yang menyimpulkan bahwa virus corona lain yang beredar saat ini dikenal sebagai OC43.

Laporan tersebut menambahkan, wabah itu telah menyebabkan pilek parah pada tahun 1890, yang disebabkan dari hewan sapi ke manusia.

Baca Juga: Teka-Teki Polemik Komentar Doddy Sudrajat Minta Jatah Donasi Gala Sky, Denny Darko Sebut Fakta Mengejutkan!

Tetapi, Dr. Harald Bruessow sementara mengakui ketidakpastian tersebut, karena flu Rusia menurutnya sama dengan Covid-19 saat ini, karena beberapa pasien mengeluh tentang kondisi seperti kehilangan rasa dan penciuman berkepanjangan.

Dr. Harald Bruessow kembali menjelaskan, flu Rusia tampaknya lebih banyak membunuh orang tua daripada anak-anak, setelah dia memeriksa catatan dari State Board of Health di Connecticut, yang menemukan hasil yang sama.

Tetapi catatan sejarah tidak dapat dengan mudah menjawab pertanyaan apakah pandemi virus corona sama dengan flu Rusia di tahun 1889.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: The New York Times

Tags

Terkini

Terpopuler