Hormati Hukum Internasional, Menlu Indonesia Serukan Adanya De-eskalasi Konflik Rusia-Ukraina

1 Maret 2022, 16:15 WIB
Menlu RI, Retno Marsudi. / Youtube MoFa Indonesia/

PR DEPOK - Menteri Luar Negeri atau Menlu Indonesia Retno Marsudi pada Selasa, 1 Maret 2022 menyerukan de-eskalasi konflik Rusia-Ukraina.

Hal itu menurut Menlu Indonesia bertujuan untuk menghormati hukum internasional di tengah memanasnya konflik Rusia dan Ukraina.

Dalam konferensi pers virtual, Menlu Indonesia mengatakan bahwa Rusia dan Ukraina adalah teman dekat Indonesia dan ingin membangun hubungan yang lebih kuat dengan mereka.

Baca Juga: Resep Nasi Goreng Keemasan ala Chef Devina Hermawan

Dia mencatat bahwa konstitusi Indonesia mengamanatkan bahwa pemerintah berpartisipasi dalam menjaga perdamaian dunia.

Lebih lanjut menurutnya, perdamaian tidak dapat diwujudkan jika ada perang.

“Kebijakan luar negeri Indonesia selalu konsisten dalam hal penerapan hukum internasional, dan Piagam PBB, termasuk menghormati integritas teritorial dan menghormati kedaulatan. Prinsip ini harus dihormati oleh semua negara,” kata Mdm Marsudi.

Ia mengatakan selain menekankan prinsip-prinsip tersebut, perhatian utama Indonesia adalah de-eskalasi konflik dan isu-isu kemanusiaan.

Baca Juga: Fondasi Sirkuit Formula E Ancol Pakai Bambu, Wagub DKI: Sudah Sesuai dengan Ketentuan

“De-eskalasi harus dilakukan. Sekali lagi, ini sejalan dengan apa yang tercantum dalam konstitusi kita untuk perdamaian. Kami berharap pembicaraan antara Ukraina dan Rusia dapat menghasilkan hasil yang baik,” kata Retnp,

Indonesia memprioritaskan menyelamatkan nyawa manusia dan perjalanan yang aman bagi mereka yang terkena dampak konflik, katanya juga.

Sejauh ini, Indonesia telah berhasil memulangkan mayoritas warganya di Ukraina ke Rumania dan Polandi.

Sebanyak 99 WNI telah meninggalkan Ukraina dan pemerintah Indonesia masih berharap untuk mengevakuasi 13 lainnya yang berada di negara tersebut.

Baca Juga: Etnis Yahudi-Ukraina di Israel Siap Lawan Rusia: Saya Harus Bela Keluarga

Pemerintah Indonesia juga bertujuan untuk memulangkan warga negara di Rumania dan Polandia.

Sekitar 700.000 dan 350.000 orang Ukraina masing-masing telah memasuki Rumania dan Polandia.

Retno Marsudi mengungkapkan bahwa dia melakukan percakapan telepon dengan rekan-rekannya dari Ukraina dan Rusia, tanpa merinci lebih lanjut.

Baca Juga: Jarang Buka Suara Soal Pemimpin Dunia yang Ditemuinya, Ratu Elizabeth Disebut Miliki Pendapat Buruk Soal Putin

Ketakutan akan kekurangan medis dan penyakit di Ukraina setelah invasi Rusia
Invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki hari keenam dengan yang pertama tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

Moskow menghadapi isolasi yang meningkat secara internasional ketika negara-negara memberlakukan sanksi terhadap bisnis, oligarki, dan pejabat top Rusia.

Sementara pada Kamis lalu, Indonesia menyerukan negosiasi dan diplomasi, sambil berhenti mengumumkan sanksi terhadap Moskow.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler