Akibat Invasi Rusia, Pasien Leukemia Anak-anak di Ukraina Dipindahkan ke Bawah Tanah

2 Maret 2022, 07:05 WIB
Akibat invasi Rusia yang mengerikan, banyak pasien leukemia anak-anak di Ukraina dipindahkan ke bawah tanah. /Pixabay/Pexels/

PR DEPOK - Bukan hanya warga sipil sehat di Ukraina yang menderita usai serangan invasi Rusia dalam beberapa hari terakhir.

Sebuah bangsal leukemia dari rumah sakit terbesar di ibukota Ukraina, Kyiv pun menderita kerugian lebih besar, bahkan kini telah dipindahkan ke bawah tanah di tengah invasi Rusia yang berlangsung mengerikan.

Diketahui, bangsal leukemia dari rumah sakit Okhmatdyt di Kyviv, Ukraina saat ini menampung pasien anak-anak yang menderita kanker darah.

Baca Juga: Terawang Shio Kelinci, Shio Naga, dan Shio Ular 2 Maret 2022: Jangan Panik, Ini Waktu Tepat untuk Bersinar!

Setelah Rusia melancarkan serangan bom beruntun ke ibu kota Ukraina, bangsal leukimia ini dipindahkan ke bawah tanah, sehingga diharapkan anak-anak penderita kanker darah tidak begitu merasakan kerugian lebih lanjut.

Namun begitu, rumah sakit tetap merasa kewalahan saat bangsal leukemia ini dipindahkan, karena banyak pasien yang tidak memiliki tempat tidur layak.

Leukemia sendiri, merupakan kanker darah yang dapat terjadi pada semua kelompok usia, tetapi paling sering terjadi pada anak-anak berusia 2-5 tahun.

Dikutip dari Daily Sabah, Rusia menyerang Ukraina yang merupakan negara tetangga yang dilaporkan PBB telah memakan korban sebanyak 100 warga sipil tewas dan 300 lainnya terluka.

Baca Juga: Cara Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan Lewat Aplikasi JMO, Siapkan Dokumen Ini dan Ikuti Tata Cara Berikut

Hingga waktu paling terbaru, pada Selasa dini hari, tentara Rusia telah menembak sebnyak 113 rudal balistik ke Ukraina, tetapi Moskow dengan keras membantah tuduhan menyerang warga sipil.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Ukraina mengklaim lebih dari 5.700 tentara Rusia telah tewas, lengkap dengan data klaim kendaraan militer milik Rusia seperti 29 pesawat, 29 helikopter dan 198 tank yang dinyatakan hancur.

Hanya saja, sekali lagi, data yang disampaikan Ukraina ini belum dapat diverifikasi secara independen.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Daily Sabah

Tags

Terkini

Terpopuler