Mike Pompeo Akan Pertimbangkan Warga Hong Kong untuk Bisa Tinggal di AS

3 Juni 2020, 10:00 WIB
MENTERI Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo.* /ANTARA/

PR DEPOK - Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan opsi memperbolehkan warga Hong Kong untuk tinggal di negara itu sebagai jawaban atas keputusan Tiongkok memberlakukan Undang-undang Keamanan Nasional.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Reuters Rabu, 3 Juni 2020, hal itu dinyatakan oleh Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri AS.

"Kami sedang mempertimbangkan itu. Saya tidak tahu secara tepat bagaimana hasilnya," katanya menjawab pertanyaan saat berbicara di American Enterprise Institute hari Jumat lalu.

Baca Juga: PSSI Tawarkan 3 Opsi Kelanjutan Liga Indonesia 2020

Pompeo mengatakan, Washington mempertimbangkan menyambut kedatangan warga Hong Kong termasuk membuka pintu bagi kreativitas enterprenur mereka warga pulau bekas jajahan Inggris itu.

Dalam penjelasan terbaru, Pompeo mengatakan AS membuka pintu hanya untuk mahasiswa pascasarjana dan peneliti di Hong Kong yang ditargetkan, dikooptasi, dan dieksploitasi pemerintah Tiongkok.

Pemimpin Senat berpengaruh dari Republik, Mitch McConnell mengatakan kemarin tentang harapannya terhadap pemerintahan Donald Trump untuk segera mengidentifikasi cara khusus untuk menghukum Beijing karena mencerabut kemerdekaan di Hong Kong.

Baca Juga: Maling Diikat di Tiang Listrik Setelah Terciduk akan Bobol Toko Kosmetik di Depok

McConnel kepada Senat mengatakan, AS memiliki kekayaan warisan sebagai mercusuar memberi cahaya bagi para pengungsi perang dan komunisme.

"Kita harus melakukan itu kembali terhadap warga Hong Kong," kata McConnel.

Pekan lalu, Inggris yang mengkritik Tiongkok mengatakan, negaranya bersiap untuk memperpanjang visa dan hampir 3 juta warga Hong Kong agar bisa ke Inggris.

Baca Juga: 4 Film yang Menentang Rasisme di Amerika Serikat

Menanggapi pernyataan Menlu Pompeo, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian hari ini mengatakan Tiongkok tidak akan mentoleransi negara asing mencampuri masalah di Hong Kong.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler