Ratusan Tentara Bayaran Asing Tewas Usai Rudal Rusia Hantam Pangkalan Militer Ukraina di Yavoriv

14 Maret 2022, 09:45 WIB
Ilustrasi ratusan tentara bayaran tewas di Ukraina, /Pixabay/ArmyAmber/

PR DEPOK - Konflik antara Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky nampaknya masih berlanjut, di mana baru-baru ini mobil seorang kolonel Ukraina dilaporkan rusak akibat serangan rudal Rusia

Seorang petugas di cadangan medis Ukraina, Leonid Benzalo, mengatakan bahwa dia berada di tempat kejadian pangkalan militer Yavoriv, dekat perbatasan Polandia, ketika sirene serangan udara membangunkannya pada pukul 3.20 waktu setempat.

Laporan tersebut menambahkan, para prajurit berlindung selama dua jam di hutan, dan kembali ke asrama militer ketika rudal Rusia menghantam pangkalan militer.

Baca Juga: Rusia Dituding Serang Ukraina dengan Bom Kimia yang Dijuluki Nazi sebagai 'Bawang Menyala'

"Ruang makan dan asrama hancur, begitu juga baraknya," kata Leonid Benzalo, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.

"Yang paling penting adalah kita masih hidup," tambahnya, setelah dia menyatakan telah terlempar ke seberang ruangan, karena ledakan tersebut.

Hal tersebut dikatakan saat sopir kolonel Ukraina kabarnya masih berlumuran darah di seragamnya, saat berhenti untuk membeli kopi di sebuah pom bensin, menuju ibukota regional Lviv.

Baca Juga: Penasihat Joe Biden Peringatkan China Akan Hadapi Konsekuensi Jika Bantu Rusia Hindari Sanksi

Sebagai informasi, pangkalan militer di Yavoriv merupakan yang terbesar di Ukraina barat, dan merupakan tempat latihan sebelumnya dengan NATO.

Seorang pejabat Ukraina mengatakan bahwa, serangan rudal Rusia itu menewaskan 35 orang dan melukai sedikitnya 130 orang, pada Minggu 13 Maret.

Sementara itu, kementerian Pertahanan Rusia mengklaim, bahwa serangannya telah menewaskan 180 tentara bayaran asing, serta berhasil menghancurkan sejumlah besar senjata yang dipasok ke Ukraina oleh negara lain.

Baca Juga: Rusia Minta Bantuan Militer dan Ekonomi ke China dalam Konflik Ukraina Pasca Invasi

Sejak konflik besar pada 24 Februari, peluncuran rudal Rusia ke asrama militer Yavoriv adalah serangan udara paling besar di Ukraina.

Sebuah laporan mengklaim, di sebuah rumah sakit dekat fasilitas pangkalan militer tersebut, telah melihat sekitar delapan pria yang terluka ditandu ke ambulans menuju Lviv.

Laporan tersebut menambahkan, beberapa orang yang ditandu mengenakan seragam militer dan tampak mengalami luka bakar di tangan atau wajah mereka.

Baca Juga: Sertifikat Pelatihan Kartu Prakerja Gelombang 23 Muncul di Dashboard Berapa Lama? Berikut Estimasi Waktunya

Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov, mengatakan bahwa ada instruktur asing bekerja di sini (pangkalan militer Yavoriv), dan informasi tentang para korban sedang diklarifikasi.

Menanggapi hal tersebut, NATO membantah beberapa korban itu adalah anggotanya, karena sebelumnya Ukraina pernah mengadakan latihan militer dengan negara-negara Barat di pangkalan militer Yavoriv, sebelum konflik terjadi.

"Tidak ada personel NATO di Ukraina," kata seorang pejabat NATO, ketika ditanya apakah ada personel NATO di pangkalan itu.

Baca Juga: Simak Keutamaan dan Penjelasan Salat Berjamaah untuk Dapatkan Pahala 27 Kali Lipat

Di sisi lain, sejumlah sekutu Ukraina telah berusaha mengisolasi Rusia dari perdagangan dunia, dengan memberlakukan sanksi ekonomi yang keras dan telah memasok Ukraina dengan senjata dari Amerika Serikat dan negara lainnya.

Seorang pejabat Ukraina mengatakan bahwa, pangkalan militer Yavoriv memainkan peran sentral dalam menyerap pejuang sukarelawan asing ke dalam tentara Ukraina.

"Mereka semua berakhir di Yavoriv, ​​dan dari sana mereka (tentara asing) didistribusikan," tutur Roman Shepelyak, kepala Departemen Bantuan Teknis Internasional dan Kerjasama Internasional di Administrasi Negara Regional Lviv.

Roman Shepelyak juga menjelaskan tentang pejuang asing yang datang dari banyak negara mengunjungi kantornya untuk membantu Ukraina, seperti Polandia, Belanda, dan Inggris.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler