PR DEPOK - Presiden Ukraina yakni Volodymyr Zelensky, baru-baru ini dilaporkan mendapat banyak pujian dari seluruh dunia atas keberaniannya di tengah konflik dengan Rusia.
Volodymyr Zelensky juga menolak tawaran dari Amerika Serikat untuk meninggalkan Ukraina, dan bersumpah untuk tetap melawan.
Selain itu, Volodymyr Zelensky telah bertemu dengan seorang remaja yang terluka di sebuah rumah sakit.
Baca Juga: Link Live Score dan Live Streaming All England 2022, Pantau 7 Wakil Indonesia di Perempat Final
Remaja berusia 16 tahun yang diidentifikasi sebagai Katya Vlasenko, terluka dalam serangan penembakan saat meninggalkan kota Vorzel, dekat dengan ibu kota Kyiv.
"Semua orang mendukung Anda (Volodymyr Zelensky) di TikTok," ucap Katya Vlasenko, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari NDTV.
"Semua orang membicarakanmu, ini semua tentangmu," tambah remaja berusia 16 tahun itu.
Volodymyr Zelensky juga memberikan seikat bunga, sebagai simbol menjenguk pasien di rumah sakit.
Baca Juga: Stok Minyak Goreng Tetiba Melimpah, Azzam Mujahid: Kejinya, yang Disalahkan Sebelumnya Rakyat
Menurut kantor Kepresidenan Ukraina, Katya Vlasenko melindungi adik laki-lakinya yang berusia 8 tahun, dengan tubuhnya selama pertempuran Rusia dan Ukraina, saat mereka melarikan diri dari kota Vorzel.
Sebelum remaja berusia 16 tahun itu dibawa ke rumah sakit, ia terkena pecahan peluru dan menyebabkan luka sedang.
Di sisi lain, Amerika Serikat telah mengadakan pertemuan virtual di Zoom dengan beberapa seseorang yang terkenal di aplikasi "TikTok" terkait perang di Ukraina.
Para pejabat Amerika Serikat meminta tokoh populer di media sosial, untuk membantu mereka menghilangkan berita palsu tentang konflik kedua negara tersebut.
Namun, hingga saat ini masih belum jelas, siapa saja influencer TikTok yang dibayar untuk melayani hal tersebut.
Sebuah laporan mengklaim, sejumlah influencer TikTok memiliki pekerjaan organisasi nirlaba yang disebut "Gen Z for Change".
Baca Juga: Link Cek Bansos BPNT 2022 untuk Cairkan Bantuan Kartu Sembako Rp2,4 Juta
Sementara itu, mendengar kabar tersebut, publik dunia mengkritik langkah yang dilakukan para pejabat Amerika Serikat, dan berpendapat bahwa itu sama dengan mengendalikan narasi.
Seperti yang diketahui, media sosial TikTok adalah sumber informasi yang besar bagi para generasi muda saat ini.
Para pejabat Amerika Serikat malah menganggap hal tersebut merupakan strategi penting, untuk menghentikan penyebaran informasi yang salah.
Sebagai pengguna media sosial, kita juga harus kembali memeriksa, apakah konten yang kita lihat asli atau hoax, dan tidak langsung menyebarkannya begitu saja.***