PR DEPOK - Sedikitnya enam orang tewas dan 12 orang lainnya alami luka-luka dalam aksi penembakan massal di ibu kota California, Sacramento, Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan kabar yang dihimpun, enam orang yang tewas itu di antaranya adalah tiga orang pria dan tiga lainnya perempuan.
Kepala Polisi Sacramento Kathy Lester mengungkapkan bahwa penembakan massal tersebut terjadi setelah perkelahian besar yang terjadi di pusat kota.
"Bangunan terdekat terkena tembakan dan pistol curian ditemukan di tempat kejadian," katanya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Prokerala.
Baca Juga: Klaim Vladimir Putin Belum Serius Berdiplomasi, Inggris Serukan Tindakan Lebih Tegas ke Rusia
Lebih lanjut, Kepala Kepolisian Sacramento ini menuturkan, pihaknya menyelidiki bahwa beberapa orang terlibat dalam insiden penembakan massal tersebut.
Sebuah laporan menyebutkan, polisi yang berpatroli di kawasan itu mendengar suara tembakan sekitar pukul 2.00 dini hari waktu setempat.
Ketika pihak kepolisian tiba di tempat kejadian, mereka menemukan kerumunan besar berkumpul di jalan.
Mereka mulai melakukan tindakan penyelamatan untuk beberapa korban di tempat kejadian, namun enam korban dinyatakan meninggal di tempat kejadian.
Baca Juga: BI Mulai Buka Layanan Penukaran Uang Tunai via pintar.bi.go.id, Ini Tata Cara Daftarnya
Salah satu video telah tersebar melalui saluran berita lokal KCRA 3 yang menunjukkan para pemuda saling bergulat terlebih dahulu di sebuah jalan diikuti dengan tembakan.
Dalam video tersebut terdengar 76 tembakan dan menyebut insiden itu sebagai penembakan terburuk dalam sejarah kota tersebut.
Pihak berwenang juga mengeluarkan imbauan kepada publik untuk meminta saksi atau siapa pun yang memiliki rekaman insiden penembakan massal untuk menghubungi polisi.
Sebagai informasi, kekerasan senjata telah meningkat di seluruh AS dalam beberapa tahun terakhir.
Insiden itu didorong oleh berbagai faktor, mulai dari gangguan ekonomi dan sosial yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 hingga kerusuhan selama pemilu 2020, serta lonjakan penjualan senjata.
Lebih dari 17.000 orang tewas atau terluka akibat kekerasan senjata di negara itu sepanjang tahun ini.
Menurut database yang dijalankan oleh kelompok riset nirlaba Arsip Kekerasan Senjata bahwa AS telah menyaksikan setidaknya 110 penembakan massal.***