Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-64: Polandia Tuding Inggris Perburuk Situasi hingga Ancaman Vladimir Putin

28 April 2022, 13:19 WIB
Potret bangunan tempat tinggal yang hancur akibat serangan Rusia di pemukiman Borodyanka di wilayah Kyiv, Ukraina, 3 Maret 2022 /Maksim Levin/Reuters/

PR DEPOK – Rusia dan Ukraina sudah terlibat dalam perang memasuki hari ke-64.

Invasi Rusia di Ukraina sejak awal mendapat penolakan dari negara NATO, termasuk Inggris.

Hingga dua bulan lebih invasi Rusia, Inggris dan negara NATO terus berupaya memberikan bantuan.

Baca Juga: Vaksin Malaria Pertama Menjadi Inovasi Berkelanjutan dari WHO

Sebaliknya, Rusia terus memperingatkan dan mengancam negara NATO yang membantu Ukraina.

Terkait ketegangan NATO dan Rusia, Polandia baru-baru ini melayangkan tuduhan mengejutkan terhadap Inggris.

Seorang mantan kepala tentara Polandia menuduh Boris Johnson "menggoda kejahatan" karena tentara Ukraina sedang dilatih di Polandia untuk menggunakan rudal anti-pesawat Inggris sebelum kembali ke Ukraina.

Baca Juga: Korea Selatan Akan Membangun Bandara Terapung Pertama pada 2035

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan negara mana pun yang mencoba ikut campur di Ukraina akan mendapat tanggapan "secepat kilat".

Dalam pidatonya kepada anggota parlemen di St Petersburg, presiden Rusia mengatakan pasukan akan menggunakan semua alat untuk yang tidak dapat dibanggakan oleh siapa pun.

Pernyataan Vladimir Putin ini terungkap setelah menteri luar negeri Inggris, Liz Truss menyebutkan bahwa Vladimir Putin tidak mengindahkan norma internasional.

Baca Juga: Cara Daftar Bansos BPNT 2022 Online Pakai KTP dan KK Lewat Aplikasi Cek Bansos

"Operator nakal (Vladimir Putin) yang putus asa tanpa minat pada norma-norma internasional" dan meminta barat untuk "menggali lebih dalam" ke dalam inventaris senjatanya. Kami harus menggandakan dukungan kami untuk Ukraina," katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian.

Untuk itu, Inggris akan terlibat lebih dalam, termasuk senjata berat, tank, dan pesawat terbang , untuk mempertahankan Ukraina dan negara-negara lain yang terancam oleh Rusia.

“Beberapa berpendapat kita tidak boleh memberikan senjata berat karena takut memprovokasi sesuatu yang lebih buruk. Tapi pandangan saya, tidak bertindak akan menjadi provokasi terbesar,” katanya.

Baca Juga: Pekerja Bisa Dapat Bantuan Rp2,4 Juta Tanpa BPJS Ketenagakerjaan dan Terdaftar BSU 2022 Kemnaker, Ini Caranya

Di sisi lain, Rusia telah memperingatkan pelanggan Uni Eropa lainnya mungkin terputus dari pasokan gas alam Rusia jika mereka menolak untuk membayar dalam rubel.

Gedung Putih lantas mengecam langkah Rusia untuk memotong pasokan energi ke Polandia dan Bulgaria.

“Sayangnya ini adalah jenis langkah, jenis pasokan energi yang hampir mempersenjatai yang kami prediksi bahwa Rusia dapat mengambil dalam konflik ini,” kata Sekretaris Pers Jen Psaki.

Baca Juga: Lowongan Kerja di PT Bekasi Fajar Industrial Estate, Lulusan Minimal D3 Bisa Mendaftar

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menggambarkan tindakan Rusia sebagai pemerasan energi terhadap Eropa.

Menurutnya keputusan Rusia untuk memotong pasokan gas ke Polandia dan Bulgaria menunjukkan tidak seorang pun di Eropa dapat berharap untuk mempertahankan kerjasama ekonomi yang normal dengan Rusia.

Sebagai informasi, total kerugian menimpa Ukraina dari perang telah mencapai 600 miliar dolar.

“Ruang hidup lebih dari 32m persegi, lebih dari 1.500 fasilitas pendidikan dan lebih dari 350 fasilitas medis telah hancur atau rusak. Sekitar 2.500 km jalan dan hampir 300 jembatan telah hancur atau rusak,” ujarnya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler